Juknis Pelaksanaan Pip (Program Indonesia Pintar) Untuk Siswa Madrasah Tahun Anggaran 2019
Berikut ini yaitu berkas Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 4 SD Kurikulum 2013 Terbaru. Download file format PDF.
Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 4 SD Kurikulum 2013 Terbaru |
Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 4 SD Kurikulum 2013 Terbaru
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 4 SD Kurikulum 2013 Terbaru:
Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 4 SD Kurikulum 2013 diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, Tahun 2019.
Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV ini disusun untuk memandu guru dalam memberikan materi pada buku Aktif Berolahraga - Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV. Melalui buku ini, guru sanggup melaksanakan pembelajaran PJOK secara lebih menyenangkan meliputi pembelajaran periode XXI dengan 4C, yaitu communication, collaborative, critical thinking and problem solving, serta creativity and innovation. Buku ini diharapkan membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang variatif dan tidak monoton sehingga penerima didik termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran.
Buku Guru Aktif Berolahraga-Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV ini memuat cara mengoperasionalkan buku siswa. Tahap-tahap pembelajaran yang disajikan buku ini selaras dengan buku siswa untuk memenuhi tuntutan higher order thinking skills (HOTS) dan menyisipkan nilai penguatan pendidikan abjad (PPK). Guru sanggup menerapkan metode pembelajaran variatif sesuai panduan pada buku ini. Melalui panduan buku ini, guru sanggup menerapkan pembelajaran saintifik sebagaimana diamanatkan dalam Kurikulum 2013. Guru akan bisa membuat situasi pembelajaran yang menarik bagi penerima didik dan jauh dari kesan membosankan. Semoga buku ini sanggup menjadi panduan bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Panduan Penggunaan Buku
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) sangat strategis untuk membuat generasi penerus bangsa yang berwawasan luas. Agar pembelajaran PJOK lebih bermakna, diharapkan seni administrasi pembelajaran yang tepat. Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV ini sanggup dipakai guru dalam proses pembelajaran. Buku ini terdiri atas dua bagian, yaitu petunjuk umum dan petunjuk khusus.
Petunjuk umum memuat informasi kegiatan pembelajaran secara umum. Petunjuk umum memuat maksud, tujuan, ruang lingkup, struktur Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Capaian Kompetensi pelajaran PJOK, seni administrasi dan model umum pembelajaran PJOK, penilaian dalam pembelajaran, alokasi waktu, serta informasi penting lainnya yang diharapkan guru untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran.
Petunjuk khusus memuat kegiatan operasional buku siswa yang sanggup diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Petunjuk khusus ini bersifat minimal. Guru sanggup menyebarkan sendiri sesuai kondisi dan lingkungan sekolah. Petunjuk khusus memuat beberapa rubrik menyerupai berikut.
Pendahuluan
Pendahuluan menjelaskan mengenai 1. Pemetaan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Capaian Kompetensi; 2. Tujuan Pembelajaran; 3. Model Pembelajaran; dan 4. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran berisi langkah-langkah yang sanggup dilakukan untuk memberikan materi pada tiap-tiap pertemuan.
Penilaian/Evaluasi
Penilaian/Evaluasi berisi contoh 1. Format Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dan 2. Format Penilaian Keterampilan.
Pengayaan
Materi pengayaan berisi embel-embel informasi bagi guru. Dengan rubrik ini guru mempunyai bekal untuk memperdalam materi pada topik tertentu. Pembelajaran pengayaan juga sanggup berupa unjuk keterampilan.
Remedial
Remedial berisi soal-soal uraian atau unjuk keterampilan yang diberikan kepada penerima didik yang masih kurang bisa menguasai materi. Bentuk soal remedial berupa uraian.
Interaksi Guru dan Orang TuaInteraksi guru dan orang bau tanah memperlihatkan keterlibatan orang bau tanah dalam kegiatan pembelajaran. Melalui rubrik ini, orang bau tanah turut memantau, memberi dukungan, atau memperlihatkan kiprah dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan penerima didik.
Glosarium
Rubrik ini berisi daftar istilah penting yang terdapat dalam buku teks. Istilah yang ditulis disertai arti atau penjelasan singkat. Penulisan glosarium dilakukan secara alfabetis.
Daftar Pustaka
Rubrik ini berisi daftar buku dan referensi lainnya sebagai materi rujukan atau bacaan dalam menyusun materi. Buku rujukan yang dipakai edisi terbaru. Penulisan diubahsuaikan dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis secara alfabetis.
Indeks
Rubrik ini berisi daftar kata dan istilah penting. Daftar indeks disusun secara alfabetis. Setiap kata dilengkapi keterangan nomor halaman dari setiap kata, nama tokoh, tempat, lembaga, dan istilah-istilah penting lainnya.
Lampiran
Rubrik ini berisi informasi atau materi pendukung menyerupai data organisasi olahraga dan kesehatan. Rubrik ini juga memuat instrumen tes antropometri, tes kebugaran, tes keterampilan, dan tes kesehatan.
Informasi Pelaku Penerbitan
Rubrik profil memuat profil/biodata pelaku penerbitan buku (penulis, penelaah, editor, dan ilustrator). Bagian ini disajikan dalam buku sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 8 Tahun 2016 ihwal Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan.
Petunjuk Umum
A. Pendahuluan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) merupakan serpihan integral dari agenda pendidikan nasional untuk menyebarkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan melalui pembekalan pengalaman mencar ilmu memakai acara jasmani terpilih serta dilakukan secara sistematis dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.
Pembekalan pengalaman mencar ilmu dilakukan dengan mengakibatkan penerima didik sebagai subjek pembelajaran. Proses dan hasil pembelajaran diukur melalui penilaian kinerja untuk mengetahui ketercapaian kompetensi. Kompetensi PJOK dikembangkan menurut sikap, pengetahuan, dan keterampilan penerima didik. Pengembangan kompetensi ranah fisik dan motorik didasarkan prinsip pertumbuhan serta perkembangan fisik dan gerak.
Pembelajaran ranah fisik dan gerak dibedakan sesuai jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan SD/MI kelas rendah (kelas 1–3) diarahkan mencapai penyempurnaan dan pemantapan pola gerak dasar, pengembangan kebugaran jasmani, serta pola hidup sehat. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui permainan sederhana dan tradisional, acara senam, acara gerak berirama, acara air, dan materi kesehatan. Pada kelas tinggi (4–6) diarahkan untuk pengembangan gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik, pengembangan kebugaran jasmani, serta gaya hidup sehat melalui permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, bela diri, senam, gerak berirama, acara air, dan materi kesehatan.
1. Gambaran Umum Buku Guru
Buku Guru Aktif Berolahraga: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas IV SD/MI ini sebagai panduan guru dalam memakai buku siswa Aktif Berolahraga: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas IV SD/MI. Buku Guru ini memudahkan guru memberikan materi, melaksanakan penilaian, menyajikan remedial, pengayaan, serta berinteraksi dengan orang tua. Guru sanggup mengelola kegiatan pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.
Buku ini disusun menurut pada kompetensi mata pelajaran untuk membantu guru memfasilitasi penerima didik untuk mencar ilmu aktif, efisien, dan efektif sehingga mencapai kompetensi tertentu.
2. Latar Belakang Penyusunan Buku Guru
Pemberlakuan Kurikulum 2013 untuk mewujudkan generasi cerdas dan berakhlak mulia dalam memperluas wawasan, menguasai teknologi, mempunyai rasa cinta tanah air, serta mempunyai sikap pantang menyerah. Dengan Kurikulum 2013, pemerintah mempersiapkan generasi penerus yang bisa menuntaskan permasalahan dan menjawab tantangan pada masa depan. Generasi ini juga diharapkan bisa menuntaskan duduk masalah berkategori higher order thinking skills (HOTS). Pada pembelajaran PJOK, penerima didik diarahkan menguasai keterampilan periode XXI, meliputi communication, collaborative, critical thinking and problem solving, serta creativity and innovation.
Mengingat beratnya tantangan guru PJOK, implementasi Kurikulum 2013 dikembangkan dengan pola pembelajaran berikut.
Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 4 SD Kurikulum 2013 diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, Tahun 2019.
Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV ini disusun untuk memandu guru dalam memberikan materi pada buku Aktif Berolahraga - Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV. Melalui buku ini, guru sanggup melaksanakan pembelajaran PJOK secara lebih menyenangkan meliputi pembelajaran periode XXI dengan 4C, yaitu communication, collaborative, critical thinking and problem solving, serta creativity and innovation. Buku ini diharapkan membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang variatif dan tidak monoton sehingga penerima didik termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran.
Buku Guru Aktif Berolahraga-Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV ini memuat cara mengoperasionalkan buku siswa. Tahap-tahap pembelajaran yang disajikan buku ini selaras dengan buku siswa untuk memenuhi tuntutan higher order thinking skills (HOTS) dan menyisipkan nilai penguatan pendidikan abjad (PPK). Guru sanggup menerapkan metode pembelajaran variatif sesuai panduan pada buku ini. Melalui panduan buku ini, guru sanggup menerapkan pembelajaran saintifik sebagaimana diamanatkan dalam Kurikulum 2013. Guru akan bisa membuat situasi pembelajaran yang menarik bagi penerima didik dan jauh dari kesan membosankan. Semoga buku ini sanggup menjadi panduan bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Panduan Penggunaan Buku
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) sangat strategis untuk membuat generasi penerus bangsa yang berwawasan luas. Agar pembelajaran PJOK lebih bermakna, diharapkan seni administrasi pembelajaran yang tepat. Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV ini sanggup dipakai guru dalam proses pembelajaran. Buku ini terdiri atas dua bagian, yaitu petunjuk umum dan petunjuk khusus.
Petunjuk umum memuat informasi kegiatan pembelajaran secara umum. Petunjuk umum memuat maksud, tujuan, ruang lingkup, struktur Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Capaian Kompetensi pelajaran PJOK, seni administrasi dan model umum pembelajaran PJOK, penilaian dalam pembelajaran, alokasi waktu, serta informasi penting lainnya yang diharapkan guru untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran.
Petunjuk khusus memuat kegiatan operasional buku siswa yang sanggup diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Petunjuk khusus ini bersifat minimal. Guru sanggup menyebarkan sendiri sesuai kondisi dan lingkungan sekolah. Petunjuk khusus memuat beberapa rubrik menyerupai berikut.
Pendahuluan
Pendahuluan menjelaskan mengenai 1. Pemetaan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Capaian Kompetensi; 2. Tujuan Pembelajaran; 3. Model Pembelajaran; dan 4. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran berisi langkah-langkah yang sanggup dilakukan untuk memberikan materi pada tiap-tiap pertemuan.
Penilaian/Evaluasi
Penilaian/Evaluasi berisi contoh 1. Format Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dan 2. Format Penilaian Keterampilan.
Pengayaan
Materi pengayaan berisi embel-embel informasi bagi guru. Dengan rubrik ini guru mempunyai bekal untuk memperdalam materi pada topik tertentu. Pembelajaran pengayaan juga sanggup berupa unjuk keterampilan.
Remedial
Remedial berisi soal-soal uraian atau unjuk keterampilan yang diberikan kepada penerima didik yang masih kurang bisa menguasai materi. Bentuk soal remedial berupa uraian.
Interaksi Guru dan Orang TuaInteraksi guru dan orang bau tanah memperlihatkan keterlibatan orang bau tanah dalam kegiatan pembelajaran. Melalui rubrik ini, orang bau tanah turut memantau, memberi dukungan, atau memperlihatkan kiprah dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan penerima didik.
Glosarium
Rubrik ini berisi daftar istilah penting yang terdapat dalam buku teks. Istilah yang ditulis disertai arti atau penjelasan singkat. Penulisan glosarium dilakukan secara alfabetis.
Daftar Pustaka
Rubrik ini berisi daftar buku dan referensi lainnya sebagai materi rujukan atau bacaan dalam menyusun materi. Buku rujukan yang dipakai edisi terbaru. Penulisan diubahsuaikan dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis secara alfabetis.
Indeks
Rubrik ini berisi daftar kata dan istilah penting. Daftar indeks disusun secara alfabetis. Setiap kata dilengkapi keterangan nomor halaman dari setiap kata, nama tokoh, tempat, lembaga, dan istilah-istilah penting lainnya.
Lampiran
Rubrik ini berisi informasi atau materi pendukung menyerupai data organisasi olahraga dan kesehatan. Rubrik ini juga memuat instrumen tes antropometri, tes kebugaran, tes keterampilan, dan tes kesehatan.
Informasi Pelaku Penerbitan
Rubrik profil memuat profil/biodata pelaku penerbitan buku (penulis, penelaah, editor, dan ilustrator). Bagian ini disajikan dalam buku sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 8 Tahun 2016 ihwal Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan.
Petunjuk Umum
A. Pendahuluan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) merupakan serpihan integral dari agenda pendidikan nasional untuk menyebarkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan melalui pembekalan pengalaman mencar ilmu memakai acara jasmani terpilih serta dilakukan secara sistematis dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.
Pembekalan pengalaman mencar ilmu dilakukan dengan mengakibatkan penerima didik sebagai subjek pembelajaran. Proses dan hasil pembelajaran diukur melalui penilaian kinerja untuk mengetahui ketercapaian kompetensi. Kompetensi PJOK dikembangkan menurut sikap, pengetahuan, dan keterampilan penerima didik. Pengembangan kompetensi ranah fisik dan motorik didasarkan prinsip pertumbuhan serta perkembangan fisik dan gerak.
Pembelajaran ranah fisik dan gerak dibedakan sesuai jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan SD/MI kelas rendah (kelas 1–3) diarahkan mencapai penyempurnaan dan pemantapan pola gerak dasar, pengembangan kebugaran jasmani, serta pola hidup sehat. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui permainan sederhana dan tradisional, acara senam, acara gerak berirama, acara air, dan materi kesehatan. Pada kelas tinggi (4–6) diarahkan untuk pengembangan gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik, pengembangan kebugaran jasmani, serta gaya hidup sehat melalui permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, bela diri, senam, gerak berirama, acara air, dan materi kesehatan.
1. Gambaran Umum Buku Guru
Buku Guru Aktif Berolahraga: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas IV SD/MI ini sebagai panduan guru dalam memakai buku siswa Aktif Berolahraga: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas IV SD/MI. Buku Guru ini memudahkan guru memberikan materi, melaksanakan penilaian, menyajikan remedial, pengayaan, serta berinteraksi dengan orang tua. Guru sanggup mengelola kegiatan pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.
Buku ini disusun menurut pada kompetensi mata pelajaran untuk membantu guru memfasilitasi penerima didik untuk mencar ilmu aktif, efisien, dan efektif sehingga mencapai kompetensi tertentu.
2. Latar Belakang Penyusunan Buku Guru
Pemberlakuan Kurikulum 2013 untuk mewujudkan generasi cerdas dan berakhlak mulia dalam memperluas wawasan, menguasai teknologi, mempunyai rasa cinta tanah air, serta mempunyai sikap pantang menyerah. Dengan Kurikulum 2013, pemerintah mempersiapkan generasi penerus yang bisa menuntaskan permasalahan dan menjawab tantangan pada masa depan. Generasi ini juga diharapkan bisa menuntaskan duduk masalah berkategori higher order thinking skills (HOTS). Pada pembelajaran PJOK, penerima didik diarahkan menguasai keterampilan periode XXI, meliputi communication, collaborative, critical thinking and problem solving, serta creativity and innovation.
Mengingat beratnya tantangan guru PJOK, implementasi Kurikulum 2013 dikembangkan dengan pola pembelajaran berikut.
a. Pembelajaran berpusat pada penerima didik.
b. Pembelajaran bersifat interaktif.
b. Pembelajaran bersifat interaktif.
c. Pembelajaran secara berjejaring.
d. Pembelajaran bersifat aktif mencari.
d. Pembelajaran bersifat aktif mencari.
e. Pembelajaran berbasis kelompok.
f. Pembelajaran berbasis alat multimedia.
g. Pembelajaran untuk pengembangan potensi penerima didik.
f. Pembelajaran berbasis alat multimedia.
g. Pembelajaran untuk pengembangan potensi penerima didik.
h. Pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisiplin).
i. Pembelajaran menjadi bersifat kritis.
i. Pembelajaran menjadi bersifat kritis.
Pada pemberlakuan Kurikulum 2013, guru sebagai ujung tombak yang menentukan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Guru juga bersentuhan pribadi dalam kegiatan pembelajaran sebagai dinamisator, motivator, dan fasilitator. Oleh sebab itu, guru dituntut mempunyai wawasan serta kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran. Buku Guru inilah yang membantu guru memenuhi tuntutan Kurikulum 2013 dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Cara Menggunakan Buku Guru
Buku Guru PJOK Kelas IV ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi petunjuk umum pembelajaran PJOK. Petunjuk umum meliputi beberapa bagian, yaitu citra umum buku guru PJOK; latar belakang penyusunan buku guru; cara memakai buku guru; pembelajaran mengikutsertakan keluarga; rumusan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator capaian kompetensi; cakupan dan lingkup PJOK SD/MI; tujuan pembelajaran mata pelajaran PJOK; seni administrasi pembelajaran dan model pembelajaran; media pembelajaran; ciri-ciri pendekatan ilmiah (saintifik); sarana dan prasarana dalam pembelajaran PJOK; keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran; penilaian pembelajaran; langkah-langkah pembelajaran PJOK; serta remedial dan pengayaan.
Bagian kedua buku ini menjabarkan petunjuk teknis pembelajaran setiap pelajaran. Pembahasan pelajaran disajikan untuk setiap planning tatap muka pertemuan bergantung pada bobot jam pelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru diharapkan memahami kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator capaian kompetensi, serta metode dan media pembelajaran pada setiap pelajaran.
Pada setiap pertemuan, disajikan variasi model pembelajaran yang sanggup menjadi teladan guru dalam pembelajaran. Pada setiap pertemuan, disajikan pembahasan kegiatan atau tugas, pengayaan, remedial, serta pedoman penilaian. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran lebih terarah, variatif, dan menyenangkan.
4. Pembelajaran Mengikutsertakan Keluarga
Pada pendidikan formal, guru bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Dalam konteks tersebut, guru sebagai ”orang tua” bagi penerima didik. Orang bau tanah bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dalam pendidikan informal. Guru dan orang bau tanah merupakan kesatuan yang berperan penting bagi perkembangan anak. Oleh sebab itu, guru dan orang bau tanah perlu mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan abjad (PPK) berbasis masyarakat.
Guru dan orang bau tanah sanggup berkolaborasi menghasilkan generasi cerdas berkarakter. Oleh sebab itu, guru perlu menerapkan aba-aba etik berikut.
a. Membina kekerabatan kerja sama yang efektif dengan orang bau tanah penerima didik dalam melaksanakan proses pendidikan.
b. Memberikan informasi kepada orang tua/wali secara jujur dan objektif mengenai perkembangan penerima didik.
c. Merahasiakan informasi setiap penerima didik kepada orang lain yang bukan orang tua/walinya.
d. Memotivasi orang tua/wali penerima didik untuk menyesuaikan diri dan berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e. Menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua/wali penerima didik mengenai kondisi dan kemajuan penerima didik dalam proses pendidikan.
f. Menjunjung tinggi hak orang tua/wali penerima didik untuk berkonsultasi dengan guru terkait kemajuan dan impian anak.
5. Rumusan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Capaian Kompetensi
Rumusan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator capaian kompetensi pada mata pelajaran PJOK kelas IV sebagai berikut.
3. Cara Menggunakan Buku Guru
Buku Guru PJOK Kelas IV ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi petunjuk umum pembelajaran PJOK. Petunjuk umum meliputi beberapa bagian, yaitu citra umum buku guru PJOK; latar belakang penyusunan buku guru; cara memakai buku guru; pembelajaran mengikutsertakan keluarga; rumusan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator capaian kompetensi; cakupan dan lingkup PJOK SD/MI; tujuan pembelajaran mata pelajaran PJOK; seni administrasi pembelajaran dan model pembelajaran; media pembelajaran; ciri-ciri pendekatan ilmiah (saintifik); sarana dan prasarana dalam pembelajaran PJOK; keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran; penilaian pembelajaran; langkah-langkah pembelajaran PJOK; serta remedial dan pengayaan.
Bagian kedua buku ini menjabarkan petunjuk teknis pembelajaran setiap pelajaran. Pembahasan pelajaran disajikan untuk setiap planning tatap muka pertemuan bergantung pada bobot jam pelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru diharapkan memahami kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator capaian kompetensi, serta metode dan media pembelajaran pada setiap pelajaran.
Pada setiap pertemuan, disajikan variasi model pembelajaran yang sanggup menjadi teladan guru dalam pembelajaran. Pada setiap pertemuan, disajikan pembahasan kegiatan atau tugas, pengayaan, remedial, serta pedoman penilaian. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran lebih terarah, variatif, dan menyenangkan.
4. Pembelajaran Mengikutsertakan Keluarga
Pada pendidikan formal, guru bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Dalam konteks tersebut, guru sebagai ”orang tua” bagi penerima didik. Orang bau tanah bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dalam pendidikan informal. Guru dan orang bau tanah merupakan kesatuan yang berperan penting bagi perkembangan anak. Oleh sebab itu, guru dan orang bau tanah perlu mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan abjad (PPK) berbasis masyarakat.
Guru dan orang bau tanah sanggup berkolaborasi menghasilkan generasi cerdas berkarakter. Oleh sebab itu, guru perlu menerapkan aba-aba etik berikut.
a. Membina kekerabatan kerja sama yang efektif dengan orang bau tanah penerima didik dalam melaksanakan proses pendidikan.
b. Memberikan informasi kepada orang tua/wali secara jujur dan objektif mengenai perkembangan penerima didik.
c. Merahasiakan informasi setiap penerima didik kepada orang lain yang bukan orang tua/walinya.
d. Memotivasi orang tua/wali penerima didik untuk menyesuaikan diri dan berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e. Menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua/wali penerima didik mengenai kondisi dan kemajuan penerima didik dalam proses pendidikan.
f. Menjunjung tinggi hak orang tua/wali penerima didik untuk berkonsultasi dengan guru terkait kemajuan dan impian anak.
5. Rumusan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Capaian Kompetensi
Rumusan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator capaian kompetensi pada mata pelajaran PJOK kelas IV sebagai berikut.
a. Kompetensi Inti
Secara umum tujuan Kurikulum 2013 meliputi empat kompetensi, yaitu kompetensi sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan keterampilan (Kompetensi Inti 4). Kompetensi tersebut sanggup dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/ atau ekstrakurikuler. Kompetensi inti merujuk pada kualitas penerima didik sesudah menuntaskan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.
Rumusan kompetensi sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), yaitu ”Menerima, menjalankan, dan menghargai aliran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial (Kompetensi Inti 2), yaitu ”Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect learning) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah. Pembelajaran tidak pribadi terjadi selama proses pembelajaran, tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama kegiatan pembelajaran. Hasil pengembangan kompetensi sikap sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan abjad penerima didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan keterampilan PJOK SD/MI sanggup dirumuskan menyerupai tabel berikut.
Kompetensi Inti PJOK
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya menurut rasa ingin tahu ihwal dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan daerah bermain.
Secara umum tujuan Kurikulum 2013 meliputi empat kompetensi, yaitu kompetensi sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan keterampilan (Kompetensi Inti 4). Kompetensi tersebut sanggup dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/ atau ekstrakurikuler. Kompetensi inti merujuk pada kualitas penerima didik sesudah menuntaskan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.
Rumusan kompetensi sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), yaitu ”Menerima, menjalankan, dan menghargai aliran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial (Kompetensi Inti 2), yaitu ”Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect learning) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah. Pembelajaran tidak pribadi terjadi selama proses pembelajaran, tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama kegiatan pembelajaran. Hasil pengembangan kompetensi sikap sebagai pertimbangan guru dalam menyebarkan abjad penerima didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan keterampilan PJOK SD/MI sanggup dirumuskan menyerupai tabel berikut.
Kompetensi Inti PJOK
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya menurut rasa ingin tahu ihwal dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan daerah bermain.
Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan sikap anak beriman dan berakhlak mulia.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar dirancang semoga penerima didik mencapai kompetensi inti melalui kegiatan pembelajaran. Kompetensi dasar terdiri atas aspek pengetahuan dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti (Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4). Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik penerima didik, kemampuan awal, serta ciri mata pelajaran sesuai kompetensi pengetahuan (Kompetensi Dasar 3) dan keterampilan (Kompetensi Dasar 4).
Kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran PJOK dijabarkan dari ruang lingkup pembelajaran. Pada buku guru ini, kompetensi dasar disajikan di serpihan teknis kegiatan pembelajaran. Kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan diajarkan bersamaan dalam pembelajaran praktik. Ini terkait alokasi waktu pembelajaran PJOK pada jenjang SD/MI, yaitu 4 jam pembelajaran (@35 menit) per minggu.
c. Indikator Capaian Kompetensi
Penguasaan kompetensi dasar pada mata pelajaran PJOK kelas IV dicapai melalui proses pembelajaran dan pengembangan pengalaman mencar ilmu atas dasar indikator capaian kompetensi. Indikator capaian kompetensi dirumuskan dari setiap kompetensi dasar, terutama kompetensi dasar pada KD-3 dan KD-4. Guru sanggup menyebarkan indikator capaian kompetensi pembelajaran sesuai kondisi sekolah daerah guru mengajar.
B. Cakupan dan Lingkup PJOK SD/MI
PJOK tidak hanya memuat materi acara fisik untuk mengasah kompetensi keterampilan penerima didik atau meningkatkan pengetahuan ihwal kesehatan dan keterampilan berolahraga. PJOK juga tidak menuntut penerima didik menguasai cabang olahraga dan permainan tertentu. Melalui acara fisik dalam PJOK, penerima didik diajak menikmati suasana gembira. Peserta didik pun sanggup bereksplorasi dan menemukan sesuatu yang gres secara tidak langsung.
Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi diubahsuaikan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi dan psiko-pedagogi. Ruang lingkup materi mata pelajaran PJOK kelas IV sebagai berikut.
Berdasarkan jumlah kompetensi dasar terutama terkait pembagian terstruktur mengenai KI 3, buku PJOK kelas VI disusun menjadi sepuluh pelajaran berikut.
Pelajaran I : Variasi Gerak Dasar dalam Permainan Bola Besar
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar dirancang semoga penerima didik mencapai kompetensi inti melalui kegiatan pembelajaran. Kompetensi dasar terdiri atas aspek pengetahuan dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti (Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4). Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik penerima didik, kemampuan awal, serta ciri mata pelajaran sesuai kompetensi pengetahuan (Kompetensi Dasar 3) dan keterampilan (Kompetensi Dasar 4).
Kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran PJOK dijabarkan dari ruang lingkup pembelajaran. Pada buku guru ini, kompetensi dasar disajikan di serpihan teknis kegiatan pembelajaran. Kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan diajarkan bersamaan dalam pembelajaran praktik. Ini terkait alokasi waktu pembelajaran PJOK pada jenjang SD/MI, yaitu 4 jam pembelajaran (@35 menit) per minggu.
c. Indikator Capaian Kompetensi
Penguasaan kompetensi dasar pada mata pelajaran PJOK kelas IV dicapai melalui proses pembelajaran dan pengembangan pengalaman mencar ilmu atas dasar indikator capaian kompetensi. Indikator capaian kompetensi dirumuskan dari setiap kompetensi dasar, terutama kompetensi dasar pada KD-3 dan KD-4. Guru sanggup menyebarkan indikator capaian kompetensi pembelajaran sesuai kondisi sekolah daerah guru mengajar.
B. Cakupan dan Lingkup PJOK SD/MI
PJOK tidak hanya memuat materi acara fisik untuk mengasah kompetensi keterampilan penerima didik atau meningkatkan pengetahuan ihwal kesehatan dan keterampilan berolahraga. PJOK juga tidak menuntut penerima didik menguasai cabang olahraga dan permainan tertentu. Melalui acara fisik dalam PJOK, penerima didik diajak menikmati suasana gembira. Peserta didik pun sanggup bereksplorasi dan menemukan sesuatu yang gres secara tidak langsung.
Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi diubahsuaikan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi dan psiko-pedagogi. Ruang lingkup materi mata pelajaran PJOK kelas IV sebagai berikut.
- Gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif.
- Aktivitas permainan bola besar dan bola kecil.
- Aktivitas atletik.
- Aktivitas bela diri.
- Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani.
- Aktivitas senam.
- Aktivitas gerak berirama.
- Aktivitas air dan keselamatan diri.
- Kesehatan.
Berdasarkan jumlah kompetensi dasar terutama terkait pembagian terstruktur mengenai KI 3, buku PJOK kelas VI disusun menjadi sepuluh pelajaran berikut.
Pelajaran I : Variasi Gerak Dasar dalam Permainan Bola Besar
Pelajaran II : Variasi Gerak Dasar dalam Permainan Bola Kecil
Pelajaran III : Variasi Gerak Dasar Jalan, Lari, Lompat, dan Lempar
Pelajaran IV : Gerak Dasar Bela Diri (Pencak Silat)
Pelajaran IV : Gerak Dasar Bela Diri (Pencak Silat)
Pelajaran V : Aktivitas Kebugaran Jasmani
Pelajaran VI : Variasi dan Kombinasi Pola Gerak Dominan dalam Aktivitas Senam Lantai
Pelajaran VI : Variasi dan Kombinasi Pola Gerak Dominan dalam Aktivitas Senam Lantai
Pelajaran VII : Aktivitas Gerak Berirama
Pelajaran VIII : Renang Gaya Bebas
Pelajaran IX : Jenis-Jenis Cedera dan Cara Menanganinya
Pelajaran X : Perilaku Terpuji dalam Pergaulan Sehari-hari
C. Tujuan Pembelajaran PJOK SD/MI
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 ihwal Standar Proses, tujuan pembelajaran dirumuskan menurut kompetensi dasar (KD). Tujuan pembelajaran hendaknya meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Secara umum, tujuan pembelajaran PJOK di jenjang sekolah dasar yaitu memicu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan menyebarkan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap, dan membiasakan hidup sehat. Secara khusus, tujuan PJOK pada kelas IV sebagai berikut.
D. Model Pembelajaran PJOK SD/MI
Pembelajaran PJOK dipengaruhi kemampuan fisik penerima didik. Dalam pembelajaran PJOK, guru hendaknya peka terhadap gaya mencar ilmu penerima didik. Tujuannya semoga sanggup menerapkan model pembelajaran secara sempurna dan efektif. Guru sanggup menyiapkan pembelajaran yang mendorong penerima didik terlibat aktif melalui kegiatan mengamati, menanya, menjelaskan, berpendapat, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan kegiatan mental lain.
Model pembelajaran diartikan sebagai rangkaian penyajian materi meliputi aspek dan akomodasi (media) pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang sanggup diterapkan pada mata pelajaran PJOK sebagai berikut.
1. Discovery Learning
Pelajaran IX : Jenis-Jenis Cedera dan Cara Menanganinya
Pelajaran X : Perilaku Terpuji dalam Pergaulan Sehari-hari
C. Tujuan Pembelajaran PJOK SD/MI
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 ihwal Standar Proses, tujuan pembelajaran dirumuskan menurut kompetensi dasar (KD). Tujuan pembelajaran hendaknya meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Secara umum, tujuan pembelajaran PJOK di jenjang sekolah dasar yaitu memicu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan menyebarkan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap, dan membiasakan hidup sehat. Secara khusus, tujuan PJOK pada kelas IV sebagai berikut.
- Mendorong perkembangan dan acara sistem peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan saraf.
- Mendorong pertumbuhan jasmani, contohnya pertumbuhan tinggi tubuh dan berat badan.
- Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, jujur, tanggung jawab, peduli sosial, dan empati (nilai penguatan pendidikan karakter).
- Meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan acara jasmani dan mempunyai sikap positif terkait pentingnya acara jasmani.
- Meningkatkan kebugaran jasmani.
- Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani.
- Mengembangkan kegemaran untuk melaksanakan acara jasmani.
D. Model Pembelajaran PJOK SD/MI
Pembelajaran PJOK dipengaruhi kemampuan fisik penerima didik. Dalam pembelajaran PJOK, guru hendaknya peka terhadap gaya mencar ilmu penerima didik. Tujuannya semoga sanggup menerapkan model pembelajaran secara sempurna dan efektif. Guru sanggup menyiapkan pembelajaran yang mendorong penerima didik terlibat aktif melalui kegiatan mengamati, menanya, menjelaskan, berpendapat, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan kegiatan mental lain.
Model pembelajaran diartikan sebagai rangkaian penyajian materi meliputi aspek dan akomodasi (media) pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang sanggup diterapkan pada mata pelajaran PJOK sebagai berikut.
1. Discovery Learning
Pembelajaran penyingkapan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi jikalau pembelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk akhirnya. Akan tetapi, penerima didik bisa mengorganisasi sendiri hasil belajarnya. Dalam penerapan pembelajaran ini, guru berperan sebagai pembimbing dengan memperlihatkan kesempatan penerima didik untuk aktif belajar. Guru harus sanggup membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran penerima didik sesuai tujuan yang akan dicapai (Muhammad Afandi. 2013: 98).
Dalam menerapkan discovery learning, beberapa tahap yang harus diperhartikan sebagai berikut.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning (PjBL) yaitu model pembelajaran memakai proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, penerima didik mengeksplorasi, menilai, menginterpretasi, menyintesis, dan mencari informasi untuk menghasilkan banyak sekali bentuk hasil belajar. Pembelajaran ini memakai duduk masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan gres menurut pengalamannya dalam acara nyata (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 171).
Tahap pembelajaran berbasis proyek meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan, meliputi kegiatan menemukan tema/topik proyek, merancang langkah penyelesaian proyek, dan menyusun agenda proyek. Tahap pelaksanaan, meliputi kegiatan proses menuntaskan proyek yang difasilitasi dan dimonitoring oleh guru, serta menyusun laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek. Tahap evaluasi, meliputi kegiatan penilaian proses dan hasil kegiatan proyek.
3. Student Team Achevement Division
Model student team achievement division (STAD) menekankan kerja sama tiap-tiap anggota kelompok menyetarakan tingkat pemahaman materi. Anggota kelompok yang lebih bisa memahami materi diminta membantu anggota lain. Pembelajaran dengan STAD biasanya untuk menguatkan pemahaman materi penerima didik.
Tahapan STAD ditempuh melalui langkah-langkah berikut.
4. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis duduk masalah atau Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran yang dimulai dengan menuntaskan suatu duduk masalah sehingga penerima didik mempunyai keterampilan memecahkan masalah. Adapun duduk masalah dalam PBL merupakan duduk masalah nyata yang dihadapi penerima didik dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini melibatkan penerima didik dalam proses pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berpusat kepada penerima didik.
PBL mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) mencar ilmu dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan duduk masalah tersebut berafiliasi dengan dunia nyata penerima didik, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memperlihatkan tanggung jawab yang besar kepada penerima didik dalam membentuk dan menjalankan secara pribadi proses belajarnya sendiri, (5) memakai kelompok kecil, dan (6) menuntut penerima didik untuk mendemonstrasikan materi yang telah dipelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Pembelajaran dengan seni administrasi PBL dimulai dari adanya duduk masalah yang dimunculkan penerima didik atau guru. Peserta didik menentukan sendiri duduk masalah yang akan dipecahkan. Dengan demikian, penerima didik terdorong berperan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik mengeksplorasi pengetahuan ihwal apa yang telah diketahui dan apa yang perlu diketahui untuk memecahkan masalah.
Model PBL dimulai dengan memperlihatkan kiprah kelompok berupa penyajian hasil karya. Dengan kiprah kelompok, penerima didik berusaha menemukan masalah, mencari informasi terkait masalah, dan menuntaskan masalah. Misalnya, seorang penerima didik akan melaksanakan suatu gerak dalam olahraga. Peserta didik mencari informasi terkait gerakan yang akan dilakukan untuk mempermudah memahami cara pelaksanaan gerakan. Kemudian, penerima didik menentukan cara yang paling gampang untuk melaksanakan gerakan tersebut. Kegiatan yang dilakukan penerima didik telah memperlihatkan penyelesaian suatu duduk masalah yang dihadapi oleh seorang penerima didik. Adapun guru bertugas mendampingi penerima didik jikalau mengalami kesulitan dan mengevaluasi hasil kiprah kelompok tersebut.
Jigsaw Learning merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan mendiskusikan materi yang telah diberikan oleh guru kepada penerima didik. Setelah berdiskusi, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok lain. Aktivitas ini dilakukan secara bergiliran dan diubahsuaikan dengan waktu dalam setiap pertemuan.
5. Information Search
Information search yaitu model pembelajaran yang dilakukan dengan mengajak penerima didik mencari informasi secara berdikari terkait materi tertentu. Melalui model pembelajaran ini, rasa ingin tahu dari penerima didik akan ditumbuhkan. Guru memperlihatkan topik untuk dibahas penerima didik. Selanjutnya, setiap penerima didik memberi tanggapan terkait topik yang diberikan. Guru juga memperlihatkan penjelasan atas tanggapan penerima didik.
6. Reading Guide
Dalam menerapkan discovery learning, beberapa tahap yang harus diperhartikan sebagai berikut.
- Tahap stimulasi yang menumbuhkan rasa ingin tahu penerima didik.
- Mengidentifikasi duduk masalah yang relevan dengan materi dan dirumuskan dalam hipotesis.
- Mengumpulkan informasi yang relevan untuk mengambarkan hipotesis.
- Mengolah informasi atau data sehingga memperoleh pengetahuan baru.
- Melakukan pemeriksaan untuk mengambarkan kebenaran hipotesis.
- Menarik kesimpulan dengan memperhatikan hasil verifikasi atau pemeriksaan.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning (PjBL) yaitu model pembelajaran memakai proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, penerima didik mengeksplorasi, menilai, menginterpretasi, menyintesis, dan mencari informasi untuk menghasilkan banyak sekali bentuk hasil belajar. Pembelajaran ini memakai duduk masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan gres menurut pengalamannya dalam acara nyata (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 171).
Tahap pembelajaran berbasis proyek meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan, meliputi kegiatan menemukan tema/topik proyek, merancang langkah penyelesaian proyek, dan menyusun agenda proyek. Tahap pelaksanaan, meliputi kegiatan proses menuntaskan proyek yang difasilitasi dan dimonitoring oleh guru, serta menyusun laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek. Tahap evaluasi, meliputi kegiatan penilaian proses dan hasil kegiatan proyek.
3. Student Team Achevement Division
Model student team achievement division (STAD) menekankan kerja sama tiap-tiap anggota kelompok menyetarakan tingkat pemahaman materi. Anggota kelompok yang lebih bisa memahami materi diminta membantu anggota lain. Pembelajaran dengan STAD biasanya untuk menguatkan pemahaman materi penerima didik.
Tahapan STAD ditempuh melalui langkah-langkah berikut.
- Guru memberikan materi pembelajaran menurut kompetensi dasar yang akan dicapai.
- Guru memperlihatkan tes kepada setiap penerima didik secara individu. Pemberian tes dimaksudkan untuk memperoleh skor awal.
- Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4–5 orang dengan latar belakang pengetahuan, etnik, ras, dan agama berbeda.
- Setiap kelompok mendiskusikan suatu duduk masalah atau materi tertentu. Setelah selesai berdiskusi, tiap-tiap anggota kelompok harus memahami materi dan saling mengoreksi. Selanjutnya, setiap anggota kelompok menguatkan pemahaman sahabat kelompoknya.
- Guru memfasilitasi penerima didik membuat rangkuman. Guru mengarahkan dan memperlihatkan penguatan terkait materi pembelajaran.
- Guru membubarkan kelompok. Selanjutnya, guru memperlihatkan kuis terkait materi yang telah didiskusikan. Nilai kelompok STAD ditentukan oleh skor yang diperoleh tiap-tiap anggota kelompok.
4. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis duduk masalah atau Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran yang dimulai dengan menuntaskan suatu duduk masalah sehingga penerima didik mempunyai keterampilan memecahkan masalah. Adapun duduk masalah dalam PBL merupakan duduk masalah nyata yang dihadapi penerima didik dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini melibatkan penerima didik dalam proses pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berpusat kepada penerima didik.
PBL mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) mencar ilmu dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan duduk masalah tersebut berafiliasi dengan dunia nyata penerima didik, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memperlihatkan tanggung jawab yang besar kepada penerima didik dalam membentuk dan menjalankan secara pribadi proses belajarnya sendiri, (5) memakai kelompok kecil, dan (6) menuntut penerima didik untuk mendemonstrasikan materi yang telah dipelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Pembelajaran dengan seni administrasi PBL dimulai dari adanya duduk masalah yang dimunculkan penerima didik atau guru. Peserta didik menentukan sendiri duduk masalah yang akan dipecahkan. Dengan demikian, penerima didik terdorong berperan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik mengeksplorasi pengetahuan ihwal apa yang telah diketahui dan apa yang perlu diketahui untuk memecahkan masalah.
Model PBL dimulai dengan memperlihatkan kiprah kelompok berupa penyajian hasil karya. Dengan kiprah kelompok, penerima didik berusaha menemukan masalah, mencari informasi terkait masalah, dan menuntaskan masalah. Misalnya, seorang penerima didik akan melaksanakan suatu gerak dalam olahraga. Peserta didik mencari informasi terkait gerakan yang akan dilakukan untuk mempermudah memahami cara pelaksanaan gerakan. Kemudian, penerima didik menentukan cara yang paling gampang untuk melaksanakan gerakan tersebut. Kegiatan yang dilakukan penerima didik telah memperlihatkan penyelesaian suatu duduk masalah yang dihadapi oleh seorang penerima didik. Adapun guru bertugas mendampingi penerima didik jikalau mengalami kesulitan dan mengevaluasi hasil kiprah kelompok tersebut.
Jigsaw Learning merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan mendiskusikan materi yang telah diberikan oleh guru kepada penerima didik. Setelah berdiskusi, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok lain. Aktivitas ini dilakukan secara bergiliran dan diubahsuaikan dengan waktu dalam setiap pertemuan.
5. Information Search
Information search yaitu model pembelajaran yang dilakukan dengan mengajak penerima didik mencari informasi secara berdikari terkait materi tertentu. Melalui model pembelajaran ini, rasa ingin tahu dari penerima didik akan ditumbuhkan. Guru memperlihatkan topik untuk dibahas penerima didik. Selanjutnya, setiap penerima didik memberi tanggapan terkait topik yang diberikan. Guru juga memperlihatkan penjelasan atas tanggapan penerima didik.
6. Reading Guide
Model reading guide merupakan model pembelajaran yang dipakai untuk mengajak siswa membaca suatu bacaan atau artikel. Melalui model ini, guru merangsang siswa untuk mencari kata kunci dari bacaan atau artikel tersebut. Guru juga sanggup meminta pendapat terkait kata kunci dari bacaan kepada penerima didik.
7. Talking Stick
Talking stick merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan santunan tongkat. Guru sanggup memakai tongkat sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Tongkat diedarkan ke seluruh penerima didik diiringi musik atau nyanyian. Ketika musik dimatikan, penerima didik yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru. Model pembelajaran ini bertujuan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat penerima didik aktif.
8. Teaching Games Tournament
Teaching games tournament merupakan model pembelajaran yang kooperatif dan dilakukan dalam model permainan atau perlombaan. Model pembelajaran ini melibatkan penerima didik dalam acara tanpa ada perbedaan status. Dalam model pembelajaran ini, guru merancang suatu permainan yang gampang diterapkan dan sanggup melibatkan seluruh penerima didik.
9. Teaching Games for Understanding
Teaching games for understanding merupakan model pembelajaran yang dipakai untuk menuntaskan duduk masalah melalui teknik bermain sambil belajar. Model ini memberi ruang bagi penerima didik untuk membuat keputusan dan menuntaskan duduk masalah melalui sebuah permainan.
10. Inklusif
Inklusif (cakupan). Pada pendekatan ini, penerima didik dengan banyak sekali tingkat keterampilan berpartisipasi dalam kiprah yang sama dengan menentukan tingkat kesulitan masing-masing. Contoh: praktik renang gaya dada, penerima didik yang bisa berenang dengan baik melaksanakan rangkaian renang gaya dada sejauh 6–8 meter, penerima didik yang kemampuannya sedang berenang sejauh 4–6 meter, sedangkan penerima didik yang belum mempunyai kemampuan berenang akan berlatih gerakan lengan dan kaki.
11. Whole, Part, dan Whole–Part-Whole
Whole, part, dan whole–part-whole (keseluruhan, per bagian), yaitu pendekatan pembelajaran dengan memperlihatkan keseluruhan atau serpihan per bagian. Keterampilan gerak harus diajarkan secara keseluruhan semoga penerima didik sanggup memahami gerakan secara keseluruhan. Misalnya, ketika mengajarkan kombinasi gerak dasar jalan dan lompat, guru harus memperlihatkan pembelajaran secara keseluruhan. Sementara itu, pembelajaran per serpihan diberikan jikalau tingkat kesulitan tinggi. Materi yang diberikan secara per serpihan tersebut digabungkan untuk dilakukan secara keseluruhan.
12. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Kontekstual (contextual teaching and learning) yaitu pendekatan pembelajaran yang memperlihatkan kesempatan kepada penerima didik untuk memproses informasi gres atau pengetahuan. Melalui pembelajaran kontekstual, penerima didik sanggup mengaitkan banyak sekali informasi dan pengetahuan dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.
E. Proses/Kegiatan Pembelajaran PJOK SD/MI
Pembelajaran PJOK di sekolah mempunyai tujuan utama memantau penerima didik semoga meningkatkan keterampilan gerak serta merasa bahagia dan mau berpartisipasi dalam banyak sekali aktivitas. Pembelajaran PJOK diharapkan bisa menjadi fondasi pengembangan keterampilan gerak, pemahaman kognitif, dan sikap positif terhadap acara jasmani.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mengutamakan pengalaman personel yang berpusat pada penerima didik (student centered active learning). Peserta didik mencar ilmu melalui mengamati/ observasi (menyimak, melihat, membaca, dan mendengar), menanya, menalar, mencoba, serta membentuk jejaring (pendekatan saintifik).
1. Mengamati
Kegiatan mengamati dilakukan dengan melihat, membaca buku atau teks, atau mendengar penjelasan guru. Kegiatan mengamati sangat bermanfaat untuk memenuhi rasa ingin tahu penerima didik. Melalui kegiatan ini, penerima didik sanggup menemukan fakta ada kekerabatan antara objek yang dianalisis dan materi pembelajaran. Bentuk kegiatan ini dalam pembelajaran PJOK antara lain mengamati gambar, menonton video, dan mengamati gerakan yang diperagakan oleh guru.
2. Menanya
Guru diharapkan menginspirasi penerima didik untuk meningkatkan serta menyebarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Kegiatan menanya untuk meningkatkan kemampuan penerima didik. Melalui kegiatan bertanya, penerima didik diarahkan untuk peka lingkungan sehingga setiap ide pertanyaan berasal dari permasalahan lingkungan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Variasi pertanyaan yang muncul akan membuka pemahaman dan pengetahuan gres bagi siswa sehingga bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mencar ilmu pada tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari banyak sekali literatur untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada kegiatan menanya. Mengumpulkan informasi dalam pelajaran PJOK dilakukan untuk mengasah kreativitas dan kemandirian penerima didik. Peserta didik tidak selalu menggantungkan sumber informasi dari guru.
4. Menalar/Mengasosiasi
Istilah acara menalar dalam konteks pembelajaran Kurikulum 2013 merujuk pada teori mencar ilmu asosiasi. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan bermacam-macam ide dan mengasosiasikan insiden kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Sebagai contoh, sesudah mengetahui materi gerak dasar pencak silat, penerima didik bisa membedakan sikap kuda-kuda dengan pola gerak langkah. Peserta didik sanggup menyimpulkan tujuan menguasai arah mata angin yang berperan penting ketika melaksanakan sikap kuda-kuda dan pola gerak langkah.
5. Mengomunikasikan
Dalam kegiatan mengomunikasikan, penerima didik melaksanakan formulasi gagasan dan mengomunikasikan gagasan yang telah dibuat. Kegiatan mengomunikasikan meliputi penyampaian hasil diskusi, hasil pengamatan, dan hasil kiprah penerima didik, baik dalam bentuk verbal maupun tulisan.
PJOK merupakan salah satu pelajaran yang memakai acara fisik sebagai alat mencapai tujuan pendidikan. PJOK juga merupakan proses interaksi antara penerima didik dan lingkungan melalui acara jasmani. Materi PJOK sebaiknya tidak hanya diberikan dalam bentuk teori dan disampaikan di dalam ruangan, tetapi juga disampaikan dalam bentuk praktik di luar ruangan. Dengan demikian, penerima didik sanggup mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dalam buku pelajaran.
F. Media Pembelajaran PJOK SD/MI
Media pembelajaran diartikan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemampuan, dan keterampilan penerima didik sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran PJOK memakai media pembelajaran yang sesuai. Jika sekolah tidak mempunyai dan menyediakan media pembelajaran, diharapkan kreativitas guru untuk membuat modifikasi media pembelajaran PJOK. Guru harus menyesuaikan materi pembelajaran semoga kompetensi yang diharapkan tercapai.
Beberapa media yang sanggup dipakai dalam pembelajaran PJOK yaitu sebagai berikut.
Media pembelajaran hendaknya diubahsuaikan dengan kondisi geografis, ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah, dan kondisi lingkungan sekolah.
G. Ciri-Ciri Pendekatan Ilmiah (Saintifik)
Pendekatan ilmiah atau saintifik yaitu pola pendekatan pembelajaran yang bertujuan membangun informasi mencar ilmu dari penerima didik, oleh penerima didik, dan untuk penerima didik. Prinsip pendekatan ilmiah, yaitu cara penerima didik belajar, mengenal, mengolah, memiliki, dan mengomunikasikan hasil belajar.
Apa sajakah ciri-ciri pendekatan ilmiah? Adapun ciri-ciri pendekatan ilmiah sebagai berikut.
H. Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran PJOK SD/MI
Pembelajaran PJOK membutuhkan sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketersediaan sumber daya fisik termasuk fasilitas, peralatan, dan pemeliharaan memengaruhi sikap penerima didik dan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran PJOK, akomodasi harus tersedia untuk melaksanakan acara otot besar menyerupai melompat, menendang, melempar, dan menangkap.
Idealnya, kegiatan pembelajaran memakai sarana dan prasarana yang sesuai. Jika sekolah tidak mempunyai dan menyediakan sarana dan prasarana, kreativitas guru sangat diperlukan. Guru sanggup memodifikasi sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran PJOK. Contohnya, peralatan lembing sanggup diganti dengan ”roket” dalam olahraga lempar. Guru juga sanggup menentukan acara fisik sesuai ketersediaan sarana dan prasarana. Pemilihan acara fisik ini harus memperhatikan pencapaian kompetensi yang diharapkan.
I. Keamanan dan Keselamatan dalam Pembelajaran PJOK SD/MI
Aspek penting dalam pembelajaran PJOK ialah terpenuhinya unsur keamanan dan keselamatan. Peserta didik hendaknya melaksanakan atau unjuk kerja dengan kondusif dan selamat sesuai kompetensi. Peserta didik juga sanggup meningkatkan keterampilan sesuai tantangan unjuk kerja. Peserta didik juga mencar ilmu menilai kerja sendiri dan/atau kerja temannya.
Peserta didik hendaknya bisa beradaptasi, memodifikasi, dan meningkatkan kemampuan sendiri. Dalam pembelajaran PJOK perlu diketahui mekanisme keamanan dan keselamatannya. Tujuannya untuk memastikan penerima didik melaksanakan acara fisik dengan kondusif dan selamat. Apa sajakah unsur keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran PJOK? Unsur-unsur yang dimaksud meliputi keamanan dan keselamatan terkait sarana, prasarana, penggunaan peralatan, dan teknik melaksanakan gerak.
J. Evaluasi Pembelajaran PJOK SD/MI
Evaluasi atau penilaian sebagai serpihan tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi penerima didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan penerima didik, mendiagnosis kesulitan mencar ilmu penerima didik, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong penerima didik belajar, dan umpan balik untuk guru semoga mengajar lebih baik.
1. Pengertian Penilaian
Dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 ihwal Standar Penilaian Pendidikan, penilaian yaitu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil mencar ilmu siswa. Penilaian tidak sekadar pengumpulan data penerima didik, tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh citra proses dan hasil mencar ilmu penerima didik. Penilaian juga mengharuskan guru menindaklanjuti hasilnya untuk kepentingan pembelajaran.
Penilaian hasil mencar ilmu penerima didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah memperhatikan prinsip-prinsip antara lain sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, serta akuntabel.
2. Instrumen Penilaian Pembelajaran PJOK
Dalam penilaian pembelajaran PJOK, guru memakai penilaian autentik. Penilaian autentik yaitu penilaian hasil mencar ilmu melalui unjuk keterampilan dan kompetensi tertentu untuk memperlihatkan penguasaan atas ilmu dan keterampilan. Ciri-ciri penilaian autentik antara lain memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan duduk masalah dunia nyata bukan hanya dunia sekolah, memakai banyak sekali cara dan kriteria, holistik (kompetensi utuh merefleksikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Penilaian autentik mempunyai tiga komponen, yaitu standar, tugas, dan portofolio. Standar yaitu capaian hasil mencar ilmu yang sanggup diamati dan terukur. Ukuran ini diketahui dari pencapaian kompetensi yang harus diraih penerima didik. Tugas dirancang untuk menilai kemampuan dan kompetensi penerima didik dalam mengaplikasikan kemampuan dan ilmu dalam kehidupan nyata. Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan penerima didik dari serangkaian kiprah yang dipilih guru untuk menggambarkan catatan mengenai proses pencapaian kompetensi tertentu. Kategori portofolio, yaitu ihwal perkembangan, pameran, dan evaluasi.
a. Instrumen Penilaian Sikap
Perencanaan penilaian sikap dilakukan menurut KI-1 dan KI-2. Pendidik merencanakan dan tetapkan sikap yang akan dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Pada penilaian sikap di luar pembelajaran, pendidik sanggup mengamati sikap lain yang muncul secara natural.
Penilaian kompetensi sikap untuk mengukur sikap penerima didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual terkait pembentukan penerima didik yang beriman dan bertakwa. Sikap sosial terkait pembentukan penerima didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan. Tahapan penilaian sikap, yaitu (1) mengamati sikap penerima didik selama pembelajaran; (2) mencatat sikap penerima didik memakai lembar observasi; (3) menindaklanjuti hasil pengamatan; dan (4) mendeskripsikan sikap penerima didik.
Pendidik menyiapkan format penilaian sikap yang dipakai untuk mencatat hasil pengamatan. Format penilaian sikap ini dibentuk sedemikian rupa sehingga proses penilaian sikap sanggup dilakukan secara gampang dan praktis.
b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan meliputi tahapan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penilaian pengetahuan untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan penerima didik. Penilaian pengetahuan sanggup dipakai sebagai pemetaan kesulitan mencar ilmu penerima didik dan perbaikan proses pembelajaran. Penilaian pengetahuan sanggup dilakukan melalui tes lisan, tes tertulis, dan penugasan.
1) Penilaian Lisan
Penilaian verbal dilakukan dengan memperlihatkan pertanyaan kepada penerima didik secara lisan. Guru mengajak penerima didik untuk mengomunikasikan tanggapan atas pertanyaan secara lisan. Guru memberi kesempatan kepada penerima didik untuk berani memberikan pendapat secara santun.
7. Talking Stick
Talking stick merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan santunan tongkat. Guru sanggup memakai tongkat sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Tongkat diedarkan ke seluruh penerima didik diiringi musik atau nyanyian. Ketika musik dimatikan, penerima didik yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru. Model pembelajaran ini bertujuan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat penerima didik aktif.
8. Teaching Games Tournament
Teaching games tournament merupakan model pembelajaran yang kooperatif dan dilakukan dalam model permainan atau perlombaan. Model pembelajaran ini melibatkan penerima didik dalam acara tanpa ada perbedaan status. Dalam model pembelajaran ini, guru merancang suatu permainan yang gampang diterapkan dan sanggup melibatkan seluruh penerima didik.
9. Teaching Games for Understanding
Teaching games for understanding merupakan model pembelajaran yang dipakai untuk menuntaskan duduk masalah melalui teknik bermain sambil belajar. Model ini memberi ruang bagi penerima didik untuk membuat keputusan dan menuntaskan duduk masalah melalui sebuah permainan.
10. Inklusif
Inklusif (cakupan). Pada pendekatan ini, penerima didik dengan banyak sekali tingkat keterampilan berpartisipasi dalam kiprah yang sama dengan menentukan tingkat kesulitan masing-masing. Contoh: praktik renang gaya dada, penerima didik yang bisa berenang dengan baik melaksanakan rangkaian renang gaya dada sejauh 6–8 meter, penerima didik yang kemampuannya sedang berenang sejauh 4–6 meter, sedangkan penerima didik yang belum mempunyai kemampuan berenang akan berlatih gerakan lengan dan kaki.
11. Whole, Part, dan Whole–Part-Whole
Whole, part, dan whole–part-whole (keseluruhan, per bagian), yaitu pendekatan pembelajaran dengan memperlihatkan keseluruhan atau serpihan per bagian. Keterampilan gerak harus diajarkan secara keseluruhan semoga penerima didik sanggup memahami gerakan secara keseluruhan. Misalnya, ketika mengajarkan kombinasi gerak dasar jalan dan lompat, guru harus memperlihatkan pembelajaran secara keseluruhan. Sementara itu, pembelajaran per serpihan diberikan jikalau tingkat kesulitan tinggi. Materi yang diberikan secara per serpihan tersebut digabungkan untuk dilakukan secara keseluruhan.
12. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Kontekstual (contextual teaching and learning) yaitu pendekatan pembelajaran yang memperlihatkan kesempatan kepada penerima didik untuk memproses informasi gres atau pengetahuan. Melalui pembelajaran kontekstual, penerima didik sanggup mengaitkan banyak sekali informasi dan pengetahuan dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.
E. Proses/Kegiatan Pembelajaran PJOK SD/MI
Pembelajaran PJOK di sekolah mempunyai tujuan utama memantau penerima didik semoga meningkatkan keterampilan gerak serta merasa bahagia dan mau berpartisipasi dalam banyak sekali aktivitas. Pembelajaran PJOK diharapkan bisa menjadi fondasi pengembangan keterampilan gerak, pemahaman kognitif, dan sikap positif terhadap acara jasmani.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mengutamakan pengalaman personel yang berpusat pada penerima didik (student centered active learning). Peserta didik mencar ilmu melalui mengamati/ observasi (menyimak, melihat, membaca, dan mendengar), menanya, menalar, mencoba, serta membentuk jejaring (pendekatan saintifik).
1. Mengamati
Kegiatan mengamati dilakukan dengan melihat, membaca buku atau teks, atau mendengar penjelasan guru. Kegiatan mengamati sangat bermanfaat untuk memenuhi rasa ingin tahu penerima didik. Melalui kegiatan ini, penerima didik sanggup menemukan fakta ada kekerabatan antara objek yang dianalisis dan materi pembelajaran. Bentuk kegiatan ini dalam pembelajaran PJOK antara lain mengamati gambar, menonton video, dan mengamati gerakan yang diperagakan oleh guru.
2. Menanya
Guru diharapkan menginspirasi penerima didik untuk meningkatkan serta menyebarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Kegiatan menanya untuk meningkatkan kemampuan penerima didik. Melalui kegiatan bertanya, penerima didik diarahkan untuk peka lingkungan sehingga setiap ide pertanyaan berasal dari permasalahan lingkungan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Variasi pertanyaan yang muncul akan membuka pemahaman dan pengetahuan gres bagi siswa sehingga bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mencar ilmu pada tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari banyak sekali literatur untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada kegiatan menanya. Mengumpulkan informasi dalam pelajaran PJOK dilakukan untuk mengasah kreativitas dan kemandirian penerima didik. Peserta didik tidak selalu menggantungkan sumber informasi dari guru.
4. Menalar/Mengasosiasi
Istilah acara menalar dalam konteks pembelajaran Kurikulum 2013 merujuk pada teori mencar ilmu asosiasi. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan bermacam-macam ide dan mengasosiasikan insiden kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Sebagai contoh, sesudah mengetahui materi gerak dasar pencak silat, penerima didik bisa membedakan sikap kuda-kuda dengan pola gerak langkah. Peserta didik sanggup menyimpulkan tujuan menguasai arah mata angin yang berperan penting ketika melaksanakan sikap kuda-kuda dan pola gerak langkah.
5. Mengomunikasikan
Dalam kegiatan mengomunikasikan, penerima didik melaksanakan formulasi gagasan dan mengomunikasikan gagasan yang telah dibuat. Kegiatan mengomunikasikan meliputi penyampaian hasil diskusi, hasil pengamatan, dan hasil kiprah penerima didik, baik dalam bentuk verbal maupun tulisan.
PJOK merupakan salah satu pelajaran yang memakai acara fisik sebagai alat mencapai tujuan pendidikan. PJOK juga merupakan proses interaksi antara penerima didik dan lingkungan melalui acara jasmani. Materi PJOK sebaiknya tidak hanya diberikan dalam bentuk teori dan disampaikan di dalam ruangan, tetapi juga disampaikan dalam bentuk praktik di luar ruangan. Dengan demikian, penerima didik sanggup mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dalam buku pelajaran.
F. Media Pembelajaran PJOK SD/MI
Media pembelajaran diartikan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemampuan, dan keterampilan penerima didik sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran PJOK memakai media pembelajaran yang sesuai. Jika sekolah tidak mempunyai dan menyediakan media pembelajaran, diharapkan kreativitas guru untuk membuat modifikasi media pembelajaran PJOK. Guru harus menyesuaikan materi pembelajaran semoga kompetensi yang diharapkan tercapai.
Beberapa media yang sanggup dipakai dalam pembelajaran PJOK yaitu sebagai berikut.
- Gambar atau poster pembelajaran.
- Informasi/artikel pembelajaran.
- Power point.
- Audio.
- Video.
Media pembelajaran hendaknya diubahsuaikan dengan kondisi geografis, ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah, dan kondisi lingkungan sekolah.
G. Ciri-Ciri Pendekatan Ilmiah (Saintifik)
Pendekatan ilmiah atau saintifik yaitu pola pendekatan pembelajaran yang bertujuan membangun informasi mencar ilmu dari penerima didik, oleh penerima didik, dan untuk penerima didik. Prinsip pendekatan ilmiah, yaitu cara penerima didik belajar, mengenal, mengolah, memiliki, dan mengomunikasikan hasil belajar.
Apa sajakah ciri-ciri pendekatan ilmiah? Adapun ciri-ciri pendekatan ilmiah sebagai berikut.
- Berorientasi pada penerima didik.
- Mengembangkan potensi penerima didik.
- Meningkatkan motivasi mencar ilmu penerima didik.
- Mengembangkan sikap dan abjad penerima didik.
- Meningkatkan kemampuan mengomunikasikan hasil belajar.
H. Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran PJOK SD/MI
Pembelajaran PJOK membutuhkan sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketersediaan sumber daya fisik termasuk fasilitas, peralatan, dan pemeliharaan memengaruhi sikap penerima didik dan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran PJOK, akomodasi harus tersedia untuk melaksanakan acara otot besar menyerupai melompat, menendang, melempar, dan menangkap.
Idealnya, kegiatan pembelajaran memakai sarana dan prasarana yang sesuai. Jika sekolah tidak mempunyai dan menyediakan sarana dan prasarana, kreativitas guru sangat diperlukan. Guru sanggup memodifikasi sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran PJOK. Contohnya, peralatan lembing sanggup diganti dengan ”roket” dalam olahraga lempar. Guru juga sanggup menentukan acara fisik sesuai ketersediaan sarana dan prasarana. Pemilihan acara fisik ini harus memperhatikan pencapaian kompetensi yang diharapkan.
I. Keamanan dan Keselamatan dalam Pembelajaran PJOK SD/MI
Aspek penting dalam pembelajaran PJOK ialah terpenuhinya unsur keamanan dan keselamatan. Peserta didik hendaknya melaksanakan atau unjuk kerja dengan kondusif dan selamat sesuai kompetensi. Peserta didik juga sanggup meningkatkan keterampilan sesuai tantangan unjuk kerja. Peserta didik juga mencar ilmu menilai kerja sendiri dan/atau kerja temannya.
Peserta didik hendaknya bisa beradaptasi, memodifikasi, dan meningkatkan kemampuan sendiri. Dalam pembelajaran PJOK perlu diketahui mekanisme keamanan dan keselamatannya. Tujuannya untuk memastikan penerima didik melaksanakan acara fisik dengan kondusif dan selamat. Apa sajakah unsur keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran PJOK? Unsur-unsur yang dimaksud meliputi keamanan dan keselamatan terkait sarana, prasarana, penggunaan peralatan, dan teknik melaksanakan gerak.
J. Evaluasi Pembelajaran PJOK SD/MI
Evaluasi atau penilaian sebagai serpihan tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi penerima didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan penerima didik, mendiagnosis kesulitan mencar ilmu penerima didik, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong penerima didik belajar, dan umpan balik untuk guru semoga mengajar lebih baik.
1. Pengertian Penilaian
Dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 ihwal Standar Penilaian Pendidikan, penilaian yaitu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil mencar ilmu siswa. Penilaian tidak sekadar pengumpulan data penerima didik, tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh citra proses dan hasil mencar ilmu penerima didik. Penilaian juga mengharuskan guru menindaklanjuti hasilnya untuk kepentingan pembelajaran.
Penilaian hasil mencar ilmu penerima didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah memperhatikan prinsip-prinsip antara lain sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, serta akuntabel.
2. Instrumen Penilaian Pembelajaran PJOK
Dalam penilaian pembelajaran PJOK, guru memakai penilaian autentik. Penilaian autentik yaitu penilaian hasil mencar ilmu melalui unjuk keterampilan dan kompetensi tertentu untuk memperlihatkan penguasaan atas ilmu dan keterampilan. Ciri-ciri penilaian autentik antara lain memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan duduk masalah dunia nyata bukan hanya dunia sekolah, memakai banyak sekali cara dan kriteria, holistik (kompetensi utuh merefleksikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Penilaian autentik mempunyai tiga komponen, yaitu standar, tugas, dan portofolio. Standar yaitu capaian hasil mencar ilmu yang sanggup diamati dan terukur. Ukuran ini diketahui dari pencapaian kompetensi yang harus diraih penerima didik. Tugas dirancang untuk menilai kemampuan dan kompetensi penerima didik dalam mengaplikasikan kemampuan dan ilmu dalam kehidupan nyata. Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan penerima didik dari serangkaian kiprah yang dipilih guru untuk menggambarkan catatan mengenai proses pencapaian kompetensi tertentu. Kategori portofolio, yaitu ihwal perkembangan, pameran, dan evaluasi.
a. Instrumen Penilaian Sikap
Perencanaan penilaian sikap dilakukan menurut KI-1 dan KI-2. Pendidik merencanakan dan tetapkan sikap yang akan dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Pada penilaian sikap di luar pembelajaran, pendidik sanggup mengamati sikap lain yang muncul secara natural.
Penilaian kompetensi sikap untuk mengukur sikap penerima didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual terkait pembentukan penerima didik yang beriman dan bertakwa. Sikap sosial terkait pembentukan penerima didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan. Tahapan penilaian sikap, yaitu (1) mengamati sikap penerima didik selama pembelajaran; (2) mencatat sikap penerima didik memakai lembar observasi; (3) menindaklanjuti hasil pengamatan; dan (4) mendeskripsikan sikap penerima didik.
Pendidik menyiapkan format penilaian sikap yang dipakai untuk mencatat hasil pengamatan. Format penilaian sikap ini dibentuk sedemikian rupa sehingga proses penilaian sikap sanggup dilakukan secara gampang dan praktis.
b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan meliputi tahapan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penilaian pengetahuan untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan penerima didik. Penilaian pengetahuan sanggup dipakai sebagai pemetaan kesulitan mencar ilmu penerima didik dan perbaikan proses pembelajaran. Penilaian pengetahuan sanggup dilakukan melalui tes lisan, tes tertulis, dan penugasan.
1) Penilaian Lisan
Penilaian verbal dilakukan dengan memperlihatkan pertanyaan kepada penerima didik secara lisan. Guru mengajak penerima didik untuk mengomunikasikan tanggapan atas pertanyaan secara lisan. Guru memberi kesempatan kepada penerima didik untuk berani memberikan pendapat secara santun.
2) Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis dilakukan dengan memperlihatkan soal-soal kepada penerima didik secara tertulis. Dalam menjawab soal, penerima didik tidak selalu merespons dengan menulis jawaban, tetapi sanggup dalam bentuk lain menyerupai memberi tanda, mewarnai, dan menggambar. Tes tertulis tidak hanya berbentuk soal-soal, tetapi berupa kiprah yang mengutamakan unsur pemahaman dan analisis.
3) Penugasan
Penugasan berupa pemberian kiprah kepada penerima didik untuk mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan untuk mengukur pengetahuan sanggup dilakukan sesudah proses pembelajaran. Penugasan untuk meningkatkan pengetahuan sanggup diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dilakukan secara perorangan atau kelompok sesuai karakteristik tugas. Penugasan ditekankan pada pemecahan duduk masalah dan/atau kiprah produktif lainnya.
Dalam buku ini, bentuk tes yang dipakai secara tertulis ialah tes pilihan ganda dan tes uraian. Tes pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan tes uraian sebanyak 5 butir soal.
Jawaban tes uraian dilengkapi dengan pedoman penskoran setiap butir soal. Nilai tes uraian diperoleh dengan memakai rumus berikut.
Nilai final uraian = Jumlah skor perolehan/Skor maksimum × 100
Adapun nilai final aspek pengetahuan diperoleh dengan meng- gunakan rumus berikut.
Nilai final Pengetahuan = Nilai PG + Nilai Uraian / 2
Penilaian di atas merupakan contoh. Guru sanggup menentukan formula penilaian lain. Misalnya, jikalau guru menganggap bahwa bobot tes uraian lebih besar daripada bobot tes pilihan ganda, rumus di atas sanggup diubah menjadi menyerupai berikut.
Nilai final Pengetahuan = Nilai PG + (2 × Nilai Uraian) / 2
c. Penilaian Keterampilan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 ihwal Standar Penilaian Pendidikan, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut penerima didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu memakai tes praktik, proyek, dan portofolio.
1) Penilaian Tes Praktik
Penilaian tes praktik menuntut respons berupa keterampilan melaksanakan suatu acara atau sikap sesuai tuntutan kompetensi. Penilaian tes praktik untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut penerima didik melaksanakan kiprah tertentu menyerupai praktik olahraga.
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap kiprah yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas berupa rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian proyek untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penemuan dan kreativitas, serta kemampuan menginformasikan penerima didik pada muatan tertentu.
Pada penilaian proyek, terdapat empat aspek yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut.
a) Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan menentukan topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan secara kelompok.
b) Relevansi, yaitu kesesuaian kiprah proyek dengan muatan mata pelajaran dan kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c) Keaslian, yaitu proyek yang dikerjakan penerima didik merupakan hasil karya sendiri (orisinal), dengan mempertimbangkan bantuan guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek penerima didik.
d) Inovasi dan kreativitas, yaitu proyek yang dikerjakan terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.
3) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio dilakukan dengan menilai kumpulan karya penerima didik yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas penerima didik dalam kurun waktu tertentu. Pada final periode, portofolio diserahkan kepada guru pada kelas berikutnya dan orang bau tanah sebagai bukti autentik perkembangan penerima didik.
Setiap item dalam portofolio mempunyai nilai bagi penerima didik dan orang lain. Guru dan penerima didik saling memahami maksud suatu dokumen dimasukkan koleksi portofolio. Pada portofolio, juga dicantumkan komentar dan refleksi guru atas karya penerima didik.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penilaian keterampilan ialah adanya perolehan skor optimum. Skor optimum dipakai jikalau satu teknik penilaian dipakai lebih dari satu kali tes pada satu KD. Misalnya, pada KD 4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional, teknik penilaian yang dipakai ialah tes praktik/kinerja. Jika terdapat lebih dari satu kali tes praktik dalam KD ini, contohnya tiga kali tes dengan skor 85, 75, dan 80, skor yang akan dipakai ialah 85 untuk teknik penilaian kinerja.
K. Langkah-Langkah Pembelajaran PJOK SD/MI
Apa aspek yang perlu diperhatikan guru PJOK dalam kegiatan pembelajaran? Guru PJOK perlu memperhatikan aspek-aspek dalam kegiatan pembelajaran berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru perlu ingat bahwa dalam standar proses (permendikbud 22 tahun 2016), minimal dalam pendahuluan ada 5 kegiatan, yaitu: (1) penyiapan psikis dan fisik siswa, (2) memberi motivasi, (3) melaksanakan apersepsi, (4) penyampaian tujuan, dan (5) mencapaikan cakupan.
Bagaimana kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran PJOK? Dalam pembelajaran PJOK, kegiatan pendahuluan sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti pembelajaran, beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut.
3. Kegiatan Akhir
Bagaimana kegiatan final yang dilakukan guru? Guru sanggup melaksanakan kegiatan final pembelajaran menyerupai berikut.
L. Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dan pengayaan sanggup diberikan untuk kompetensi pengetahuan (KD 3) dan kompetensi keterampilan (KD 4). Remedial diberikan kepada penerima didik yang belum mencapai ketuntasan mencar ilmu minimum (KBM). Pembelajaran pengayaan diberikan kepada penerima didik yang telah mencapai ketuntasan mencar ilmu minimum (KBM).
1. Remedial
Penilaian tertulis dilakukan dengan memperlihatkan soal-soal kepada penerima didik secara tertulis. Dalam menjawab soal, penerima didik tidak selalu merespons dengan menulis jawaban, tetapi sanggup dalam bentuk lain menyerupai memberi tanda, mewarnai, dan menggambar. Tes tertulis tidak hanya berbentuk soal-soal, tetapi berupa kiprah yang mengutamakan unsur pemahaman dan analisis.
3) Penugasan
Penugasan berupa pemberian kiprah kepada penerima didik untuk mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan untuk mengukur pengetahuan sanggup dilakukan sesudah proses pembelajaran. Penugasan untuk meningkatkan pengetahuan sanggup diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dilakukan secara perorangan atau kelompok sesuai karakteristik tugas. Penugasan ditekankan pada pemecahan duduk masalah dan/atau kiprah produktif lainnya.
Dalam buku ini, bentuk tes yang dipakai secara tertulis ialah tes pilihan ganda dan tes uraian. Tes pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan tes uraian sebanyak 5 butir soal.
Jawaban tes uraian dilengkapi dengan pedoman penskoran setiap butir soal. Nilai tes uraian diperoleh dengan memakai rumus berikut.
Nilai final uraian = Jumlah skor perolehan/Skor maksimum × 100
Adapun nilai final aspek pengetahuan diperoleh dengan meng- gunakan rumus berikut.
Nilai final Pengetahuan = Nilai PG + Nilai Uraian / 2
Penilaian di atas merupakan contoh. Guru sanggup menentukan formula penilaian lain. Misalnya, jikalau guru menganggap bahwa bobot tes uraian lebih besar daripada bobot tes pilihan ganda, rumus di atas sanggup diubah menjadi menyerupai berikut.
Nilai final Pengetahuan = Nilai PG + (2 × Nilai Uraian) / 2
c. Penilaian Keterampilan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 ihwal Standar Penilaian Pendidikan, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut penerima didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu memakai tes praktik, proyek, dan portofolio.
1) Penilaian Tes Praktik
Penilaian tes praktik menuntut respons berupa keterampilan melaksanakan suatu acara atau sikap sesuai tuntutan kompetensi. Penilaian tes praktik untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut penerima didik melaksanakan kiprah tertentu menyerupai praktik olahraga.
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap kiprah yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas berupa rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian proyek untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penemuan dan kreativitas, serta kemampuan menginformasikan penerima didik pada muatan tertentu.
Pada penilaian proyek, terdapat empat aspek yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut.
a) Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan menentukan topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan secara kelompok.
b) Relevansi, yaitu kesesuaian kiprah proyek dengan muatan mata pelajaran dan kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c) Keaslian, yaitu proyek yang dikerjakan penerima didik merupakan hasil karya sendiri (orisinal), dengan mempertimbangkan bantuan guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek penerima didik.
d) Inovasi dan kreativitas, yaitu proyek yang dikerjakan terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.
3) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio dilakukan dengan menilai kumpulan karya penerima didik yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas penerima didik dalam kurun waktu tertentu. Pada final periode, portofolio diserahkan kepada guru pada kelas berikutnya dan orang bau tanah sebagai bukti autentik perkembangan penerima didik.
Setiap item dalam portofolio mempunyai nilai bagi penerima didik dan orang lain. Guru dan penerima didik saling memahami maksud suatu dokumen dimasukkan koleksi portofolio. Pada portofolio, juga dicantumkan komentar dan refleksi guru atas karya penerima didik.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penilaian keterampilan ialah adanya perolehan skor optimum. Skor optimum dipakai jikalau satu teknik penilaian dipakai lebih dari satu kali tes pada satu KD. Misalnya, pada KD 4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional, teknik penilaian yang dipakai ialah tes praktik/kinerja. Jika terdapat lebih dari satu kali tes praktik dalam KD ini, contohnya tiga kali tes dengan skor 85, 75, dan 80, skor yang akan dipakai ialah 85 untuk teknik penilaian kinerja.
K. Langkah-Langkah Pembelajaran PJOK SD/MI
Apa aspek yang perlu diperhatikan guru PJOK dalam kegiatan pembelajaran? Guru PJOK perlu memperhatikan aspek-aspek dalam kegiatan pembelajaran berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru perlu ingat bahwa dalam standar proses (permendikbud 22 tahun 2016), minimal dalam pendahuluan ada 5 kegiatan, yaitu: (1) penyiapan psikis dan fisik siswa, (2) memberi motivasi, (3) melaksanakan apersepsi, (4) penyampaian tujuan, dan (5) mencapaikan cakupan.
Bagaimana kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran PJOK? Dalam pembelajaran PJOK, kegiatan pendahuluan sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut.
- Peserta didik dibariskan empat bersaf atau membentuk setengah lingkaran. Ucapkan salam atau selamat pagi kepada penerima didik.
- Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru mengajak semua penerima didik berdoa dan bersalaman.
- Guru mengecek kondisi fisik penerima didik. Jika ada penerima didik yang menderita penyakit kronis atau berkebutuhan khusus, sanggup diperlakukan khusus.
- Menanyakan kondisi kesehatan penerima didik secara umum. Jika ada penerima didik yang sakit, diperbolehkan mengikuti pembelajaran sesuai kemampuannya.
- Melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran penerima didik. Guru juga melaksanakan apersepsi sebagai awal pembelajaran.
- Melakukan pemanasan yang dipimpin guru atau salah seorang penerima didik. Guru menjelaskan pentingnya pemanasan sebelum melaksanakan acara fisik.
- Guru memberikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh penerima didik sesuai kompetensi dasar.
- Guru memberikan bentuk dan teknik penilaian.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti pembelajaran, beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut.
- Selama kegiatan pembelajaran, guru mengamati sikap penerima didik. Guru memperlihatkan masukan terhadap sikap penerima didik.
- Guru membimbing dan membantu penerima didik dalam pembelajaran gerak dasar yang bersifat umum.
- Kegiatan pembelajaran dilakukan dari materi yang gampang ke sukar, dari sederhana ke rumit, serta dari ringan ke berat.
- Guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan gerakan yang dilakukan penerima didik. Guru juga mengamati perkembangan sikap penerima didik selama pembelajaran.
- Guru hendaknya memodifikasi peralatan, peraturan, dan lapangan pembelajaran ketika mengajarkan materi.
- Guru menyiapkan model atau seni administrasi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Penerapan model juga mempertimbangkan kondisi geografis dan lingkungan sekolah.
3. Kegiatan Akhir
Bagaimana kegiatan final yang dilakukan guru? Guru sanggup melaksanakan kegiatan final pembelajaran menyerupai berikut.
- Guru mengajak penerima didik melaksanakan tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.
- Guru melaksanakan kegiatan refleksi dan tindak lanjut atas materi yang telah dipelajari.
- Peserta didik melaksanakan pelemasan sendi dengan dipimpin guru atau salah seorang penerima didik. Guru memberikan tujuan dan manfaat pelemasan sendi, yaitu semoga tubuh tetap bugar.
- Seusai kegiatan pembelajaran, guru dan penerima didik berdoa bersama dan saling bersalaman.
L. Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dan pengayaan sanggup diberikan untuk kompetensi pengetahuan (KD 3) dan kompetensi keterampilan (KD 4). Remedial diberikan kepada penerima didik yang belum mencapai ketuntasan mencar ilmu minimum (KBM). Pembelajaran pengayaan diberikan kepada penerima didik yang telah mencapai ketuntasan mencar ilmu minimum (KBM).
1. Remedial
Metode remedial diubahsuaikan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan mencar ilmu yang dialami penerima didik. Prinsip pembelajaran remedial antara lain bersifat adaptif, interaktif, fleksibilitas dalam pengajaran dan penilaian, pemberian umpan balik, dan pelayanan sepanjang waktu. Remedial dilakukan dengan cara berikut.
Adapun langkah-langkah pembelajaran remedial diuraikan sebagai berikut.
a. Identifikasi Masalah
Nilai penerima didik yang belum mencapai skor tertentu di atas KBM perlu diidentifikasi. Permasalahan ini difokuskan keunikan penerima didik, materi ajar, dan seni administrasi pembelajaran.
b. Perencanaan
Guru membuat perencanaan untuk melaksanakan pembelajaran remedial. Perencanaan ini meliputi waktu kegiatan remedial, persiapan media pembelajaran, contoh dan alternatif aktivitas, serta materi dan alat pendukung.
c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, guru sanggup menekankan pada tiga aspek yaitu pengutamaan pada keunikan penerima didik, pengutamaan pada alternatif contoh dan acara terkait materi ajar, serta pengutamaan pada strategi/metode pembelajaran.
d. Penilaian Autentik
Penilaian autentik sanggup dilakukan sesudah pembelajaran remedial dilakukan. Jika penerima didik belum mencapai skor tertentu di atas KBM, guru meninjau ulang seni administrasi pembelajaran remedial yang diterapkannya. Guru juga sanggup mengidentifikasi sikap penerima didik secara saksama. Jika ternyata ditemukan masalah khusus pada penerima didik, guru sanggup berkonsultasi kepada orang bau tanah penerima didik.
2. Pengayaan
Pengayaan sanggup diberikan kepada penerima didik yang telah mencapai KBM. Peserta didik sanggup memperdalam atau memperluas wawasan hingga mencapai tahapan jejaring dalam pendekatan saintifik. Guru memperlihatkan pengayaan dari banyak sekali sumber belajar.
Apa sajakah kegiatan dalam pengayaan? Kegiatan yang sanggup dilakukan guru dalam pengayaan sebagai berikut.
Dalam pembelajaran pengayaan, prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu inovasi, kegiatan yang memperkaya, serta merencanakan metodologi yang luas dan bervariasi. Adapun langkah-langkah pembelajaran pengayaan hampir sama dengan pembelajaran remedial.
Setelah mengikuti pembelajaran PJOK, penerima didik mempunyai sikap, pengetahuan, keterampilan fisik dan gerak, serta kebugaran jasmani. Kompetensi ini sanggup dipakai untuk melaksanakan acara hidup sehari-hari, rekreasi, dan menyalurkan talenta dan minat berolahraga, hidup sehat dan aktif sepanjang hayat dengan dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, disiplin, menghargai perbedaan, kerja sama, sportif, tanggung jawab dan jujur, serta kearifan lokal yang relevan (Kemendikbud, 2017).
- Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media berbeda sesuai gaya mencar ilmu penerima didik.
- Pemberian bimbingan atau pengajaran secara perorangan.
- Pemberian kiprah atau latihan khusus sesuai kemampuan penerima didik.
- Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu sahabat sekelas yang mencapai skor tertentu di atas KBM.
Adapun langkah-langkah pembelajaran remedial diuraikan sebagai berikut.
a. Identifikasi Masalah
Nilai penerima didik yang belum mencapai skor tertentu di atas KBM perlu diidentifikasi. Permasalahan ini difokuskan keunikan penerima didik, materi ajar, dan seni administrasi pembelajaran.
b. Perencanaan
Guru membuat perencanaan untuk melaksanakan pembelajaran remedial. Perencanaan ini meliputi waktu kegiatan remedial, persiapan media pembelajaran, contoh dan alternatif aktivitas, serta materi dan alat pendukung.
c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, guru sanggup menekankan pada tiga aspek yaitu pengutamaan pada keunikan penerima didik, pengutamaan pada alternatif contoh dan acara terkait materi ajar, serta pengutamaan pada strategi/metode pembelajaran.
d. Penilaian Autentik
Penilaian autentik sanggup dilakukan sesudah pembelajaran remedial dilakukan. Jika penerima didik belum mencapai skor tertentu di atas KBM, guru meninjau ulang seni administrasi pembelajaran remedial yang diterapkannya. Guru juga sanggup mengidentifikasi sikap penerima didik secara saksama. Jika ternyata ditemukan masalah khusus pada penerima didik, guru sanggup berkonsultasi kepada orang bau tanah penerima didik.
2. Pengayaan
Pengayaan sanggup diberikan kepada penerima didik yang telah mencapai KBM. Peserta didik sanggup memperdalam atau memperluas wawasan hingga mencapai tahapan jejaring dalam pendekatan saintifik. Guru memperlihatkan pengayaan dari banyak sekali sumber belajar.
Apa sajakah kegiatan dalam pengayaan? Kegiatan yang sanggup dilakukan guru dalam pengayaan sebagai berikut.
- Kegiatan eksplorasi, sanggup berupa latar belakang sejarah, buku, narasumber, penemuan, dan uji coba yang tidak tercakup dalam kurikulum.
- Keterampilan proses, bertujuan semoga penerima didik sanggup melaksanakan pendalaman dan pemeriksaan terhadap topik yang diminati dalam pembelajaran secara mandiri.
- Pemecahan masalah, ditujukan bagi penerima didik yang mempunyai kemampuan mencar ilmu lebih tinggi dengan pendekatan pemecahan duduk masalah atau penelitian ilmiah.
Dalam pembelajaran pengayaan, prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu inovasi, kegiatan yang memperkaya, serta merencanakan metodologi yang luas dan bervariasi. Adapun langkah-langkah pembelajaran pengayaan hampir sama dengan pembelajaran remedial.
Setelah mengikuti pembelajaran PJOK, penerima didik mempunyai sikap, pengetahuan, keterampilan fisik dan gerak, serta kebugaran jasmani. Kompetensi ini sanggup dipakai untuk melaksanakan acara hidup sehari-hari, rekreasi, dan menyalurkan talenta dan minat berolahraga, hidup sehat dan aktif sepanjang hayat dengan dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, disiplin, menghargai perbedaan, kerja sama, sportif, tanggung jawab dan jujur, serta kearifan lokal yang relevan (Kemendikbud, 2017).
Download Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 4 SD Kurikulum 2013 Terbaru
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 4 SD Kurikulum 2013 Terbaru ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:Download File:
0 Response to "Juknis Pelaksanaan Pip (Program Indonesia Pintar) Untuk Siswa Madrasah Tahun Anggaran 2019"
Post a Comment