Contoh Jurnal Dan Kiprah Koordinator Sarana Prasarana Sekolah
Berikut ini yakni berkas Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019. Download file format PDF.
Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019 |
Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019:
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Hari Kesiapsiagan Bencana
Maksud, Tujuan, Tema Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan HKB 2019
Target Peserta Kegiatan HKB 2019
Rangkaian Kegiatan
C. Evaluasi Kegiatan HKB & Pelaporan
Sekretariat HKB
A. LATAR BELAKANG
Bagaimana kecenderungan dampak potensi tragedi di Indonesia:
✓ Indonesia terletak di daerah Cincin Api Pasifik yang secara geografis dan klimatologi mempunyai tantangan untuk melindungi dan memperkuat masyarakat dari bahaya risiko bencana.
✓ Pergerakan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo
Australia di pecahan selatan, lempeng Samudera Pasifik di sebelah timur, lempeng Eurasia di sebelah utara (dimana disebagian besar wilayah Indonesia) dan disertai daerah aliran sungai (5.590 DAS) mengakibatkan risiko tragedi geologi menyerupai gempabumi, tsunami, erupsi gunungapi (127 gunung api aktif) maupun gerakan tanah/ longsor.
✓ Dampak pemanasan global dan efek perubahan iklim pada wilayah perairan maritim Indonesia cenderung mengakibatkan potensi terjadinya banyak sekali jenis tragedi hidrometeorologi, menyerupai banjir, kekeringan, cuaca dan gelombang ekstrem, abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
✓ Hasil kajian risiko tragedi yang disusun BNPB tahun 2015:
jumlah jiwa terpapar risiko tragedi kategori sedang-tinggi tersebar di 34 provinsi mencapai 254.154.398 jiwa.
✓ Gambaran tren tragedi global ke depan juga akan
cenderung meningkat lantaran efek beberapa faktor, seperti: meningkatnya jumlah penduduk; urbanisasi; degradasi lingkungan; kemiskinan; dan efek perubahan iklim.
Rangkaian kejadian tragedi memperlihatkan pelajaran supaya kita lebih siap dalam mengurangi dampak jelek bencana:
Selama tahun 2018, terdapat 2.572 kejadian bencana, yang mengakibatkan 4.814 jiwa meninggal dunia dan hilang, 10,239 juta jiwa terdampak dan mengungsi. Rentetan kejadian tragedi besar yang melanda Indonesia pada tahun 2018 cukup menjadi cambuk bagi bangsa ini untuk menyiapkan diri dari bahaya bencana.
Beberapa kejadian tragedi yang mengakibatkan korban jiwa, mengungsi maupun berdampak pada kerusakan bangunan baik rumah, kemudahan pendidikan, kemudahan kesehatan, sarana ibadah, maupun kemudahan publik lainnya diantaranya yaitu: Gempabumi Lombok pada 2 Juli 2018 dan diikuti dengan gempa bermagnitudo lebih besar pada 5 Agustus 2018; Gempabumi yang terjadi di Donggala, Palu, Sigi dan Parimo, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 dan Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah maritim lantaran letusan Gunung Anak Krakatau dan berdampak pada kerusakan di daerah pesisir Banten dan Lampung.
Mengapa perlu Hari Kesiapsiagaaan Bencana pada tanggal 26 April?
B. HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA 2019
Tahun 2019, Hari Kesiapsiasiagaan Bencana kembali dilaksanakan bertujuan untuk “Membangun awareness/ kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap tragedi dengan cara membangun partisipasi semua pihak”. Dalam latihan kesiapsiagaan serentak diharapkan masyarakat Indonesia sanggup berpartisipasi, mulai lingkup terkecil yaitu lingkungan keluarga, komunitas, sekolah/ madrasah/ kampus, forum (pemerintah/ swasta/ Lembaga usaha), untuk ikut berpartisipasi melalui banyak sekali acara kesiapsiagaan tragedi menyerupai edukasi kebencanaan, simulasi penyelamatan mandiri, geladi lapang, uji sirine, dll yang dilaksanakan secara serentak.
Pada situasi darurat diharapkan pengambilan keputuasan yang cepat dan sempurna untuk mengurangi dampak jelek tragedi sehingga kapasitas dan kapabilitas semua pihak terkait kesiapsiagaan tragedi perlu dibangun melalui acara latihan kesiapsiagaan secara berkala. Latihan kesiapsiagaan penting dilakukan oleh individu, keluarga dan komunitas supaya kita mempunyai insting kesiapsiagaan sehingga pada balasannya “Seluruh Orang Yang Tinggal Di Wilayah Indonesia Selamat Dari Bencana”.
Tema yang diusung HKB 2019 ini yakni “Kesiapsiagaan Dimulai Dari Diri, Keluaga Dan Komunitas”, lantaran berguru dari beberapa pengalaman tragedi sangat terang bahwa faktor yang paling memilih yakni penguasaan pengetahuan penyelamatan yang dimiliki oleh “diri sendiri”, keluarga dan komunitas di sekitarnya.
Pelaksanaan HKB 2019 secara khusus mendorong keterlibatan kaum wanita terutama kiprah para ibu dalam membangun ketangguhan keluarga dalam menghadapi situasi darurat tragedi lebih digalakan. Saat tragedi kaum ibulah yang paling rentan terkena dampak lantaran selain harus menyelamatkan dirinya sendiri, seorang ibu juga harus berpikir akan keselamatan bawah umur dan anggota keluarga lainnya. Dampak negatif dikala terjadi tragedi diharapkan sanggup ditekan melalui peningkatan kiprah perempuan.
Rangkaian kejadian tragedi yang terjadi di beberapa negara memperlihatkan bahwa wanita dan bawah umur berisiko meninggal 14x lebih besar dari laki-laki sampaumur (Peterson, 2007). Pada kejadian Cyclone di Bangladesh pada 1991 yang berdampak pada korban jiwa dimana 90% dari korban tersebut yakni wanita (Ikeda, 1995), angin puting-beliung Katrina di USA memperlihatkan bahwa sebagian besar korban yakni ibu-ibu Afro American beserta anaknya, dan pada kejadian Tsunami Aceh 2004 banyak ibu yang meninggal bersama dengan anaknya.
Meski pada beberapa kejadian tragedi memperlihatkan bahwa wanita mempunyai kerentanan yang lebih besar, namun di sisi lainnya wanita mempunyai kiprah yang strategis dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam membangun kesiapsiagaan tragedi di tingkat keluarga. Perempuan dalam hal kebencanaan, yakni sebagai orang paling terdampak dikala terjadi tragedi namun juga mempunyai kiprah yang sangat penting dalam menyelamatkan keluarga dan mendidik bawah umur perihal kebencanaan. Peran wanita sangat efektif dalam mentransfer pengetahuannya terhadap generasi berikutnya. Perempuan bisa memperlihatkan anjuran terhadap perubahan untuk pengurangan risiko tragedi dan memperkuat ketahanan komunitas.
Kegiatan dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan menurut pada asas kesetiakawananan, kegotongroyongan dan kedermawanan dengan mengedepankan pelaksanaan acara peningkatan kapasitas penyelamatan bukan seremoni.
Waktu pelaksanaan acara ini ditetapkan sepanjang bulan april 2019, puncak acara latihan pada tanggal 26 April 2019 yang ditandai dengan latihan penyelamatan tragedi (evacuation drill) secara berdikari (perorangan dan/atau kelompok) secara serentak diberbagai wilayah di Indonesia pada jam 10.00 – 12.00 waktu setempat.
Target Peserta:
Target Peserta ikut dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana adalah 50 juta orang, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, (2) anak-anak, remaja, dewasa, lansia, (3) kelompok rentan, (4) penyandang disabilitas dan berkebutuhan khusus. egiatan ini akan diikuti oleh Aparat Pemerintah, Anggota TNI, Anggota POLRI, Aparatur Pemerintah daerah (termasuk pemadam kebakaran, Rumah Sakit, Tagana, dll), Pekerja / Lembaga Usaha, Profesional dan karyawan swasta, Akademisi dan guru sekolah /madrasah, Mahasiswa dan murid sekolah/ Madrasah dan Masyarakat umum. Tempat latihan di lingkungan masing masing antara lain, rumah tinggal, sekolah, kantor, hotel, tempat wisata, rumah sakit, mall, pasar dan semua kemudahan umum.
Para pimpinan dan tokoh dari Pemangku kepentingan diharapkan sanggup mendorong masyarakat dalam melaksanakan simulasi/ latihan di Hari Kesiapsiagaan Bencana yaitu:
(1). Lembaga/kementerian/organisasi;
(2). Sekolah/ Madrasah, Pondok pesantren;
Target Peserta Kegiatan HKB 2019
Rangkaian Kegiatan
C. Evaluasi Kegiatan HKB & Pelaporan
Sekretariat HKB
A. LATAR BELAKANG
Bagaimana kecenderungan dampak potensi tragedi di Indonesia:
✓ Indonesia terletak di daerah Cincin Api Pasifik yang secara geografis dan klimatologi mempunyai tantangan untuk melindungi dan memperkuat masyarakat dari bahaya risiko bencana.
✓ Pergerakan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo
Australia di pecahan selatan, lempeng Samudera Pasifik di sebelah timur, lempeng Eurasia di sebelah utara (dimana disebagian besar wilayah Indonesia) dan disertai daerah aliran sungai (5.590 DAS) mengakibatkan risiko tragedi geologi menyerupai gempabumi, tsunami, erupsi gunungapi (127 gunung api aktif) maupun gerakan tanah/ longsor.
✓ Dampak pemanasan global dan efek perubahan iklim pada wilayah perairan maritim Indonesia cenderung mengakibatkan potensi terjadinya banyak sekali jenis tragedi hidrometeorologi, menyerupai banjir, kekeringan, cuaca dan gelombang ekstrem, abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
✓ Hasil kajian risiko tragedi yang disusun BNPB tahun 2015:
jumlah jiwa terpapar risiko tragedi kategori sedang-tinggi tersebar di 34 provinsi mencapai 254.154.398 jiwa.
✓ Gambaran tren tragedi global ke depan juga akan
cenderung meningkat lantaran efek beberapa faktor, seperti: meningkatnya jumlah penduduk; urbanisasi; degradasi lingkungan; kemiskinan; dan efek perubahan iklim.
Rangkaian kejadian tragedi memperlihatkan pelajaran supaya kita lebih siap dalam mengurangi dampak jelek bencana:
Selama tahun 2018, terdapat 2.572 kejadian bencana, yang mengakibatkan 4.814 jiwa meninggal dunia dan hilang, 10,239 juta jiwa terdampak dan mengungsi. Rentetan kejadian tragedi besar yang melanda Indonesia pada tahun 2018 cukup menjadi cambuk bagi bangsa ini untuk menyiapkan diri dari bahaya bencana.
Beberapa kejadian tragedi yang mengakibatkan korban jiwa, mengungsi maupun berdampak pada kerusakan bangunan baik rumah, kemudahan pendidikan, kemudahan kesehatan, sarana ibadah, maupun kemudahan publik lainnya diantaranya yaitu: Gempabumi Lombok pada 2 Juli 2018 dan diikuti dengan gempa bermagnitudo lebih besar pada 5 Agustus 2018; Gempabumi yang terjadi di Donggala, Palu, Sigi dan Parimo, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 dan Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah maritim lantaran letusan Gunung Anak Krakatau dan berdampak pada kerusakan di daerah pesisir Banten dan Lampung.
Mengapa perlu Hari Kesiapsiagaaan Bencana pada tanggal 26 April?
- Sejak disahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 perihal Penanggulangan Bencana pada tanggal 26 April 2007 maka terjadi perubahan paradigma penanggulangan tragedi dari perspektif responsif ke preventif.
- Perubahan paradigma harus diikuti dengan perubahan referensi sikap kita, dimana kita perlu berperan aktif menjaga keseimbangan alam dengan memperhatikan aspek kelestariannya serta mempunyai sikap yang kondusif tragedi (safety culture)
- Perlunya gerakan agresi bersama meningkatkan kapasitas pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, keluarga dan individu supaya bisa menanggapi suatu situasi tragedi secara cepat dan sempurna melalui melalui edukasi kebencanaan dan simulasi latihan penanganan tragedi secara terencana dan berkesinambungan sesuai kode Presiden Republik Indonesia
- Perlunya latihan kesiapsiagaan dari tingkat yang paling kecil yaitu keluarga dan RW sebagaimana kode Kepala BNPB.
B. HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA 2019
Tahun 2019, Hari Kesiapsiasiagaan Bencana kembali dilaksanakan bertujuan untuk “Membangun awareness/ kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap tragedi dengan cara membangun partisipasi semua pihak”. Dalam latihan kesiapsiagaan serentak diharapkan masyarakat Indonesia sanggup berpartisipasi, mulai lingkup terkecil yaitu lingkungan keluarga, komunitas, sekolah/ madrasah/ kampus, forum (pemerintah/ swasta/ Lembaga usaha), untuk ikut berpartisipasi melalui banyak sekali acara kesiapsiagaan tragedi menyerupai edukasi kebencanaan, simulasi penyelamatan mandiri, geladi lapang, uji sirine, dll yang dilaksanakan secara serentak.
Pada situasi darurat diharapkan pengambilan keputuasan yang cepat dan sempurna untuk mengurangi dampak jelek tragedi sehingga kapasitas dan kapabilitas semua pihak terkait kesiapsiagaan tragedi perlu dibangun melalui acara latihan kesiapsiagaan secara berkala. Latihan kesiapsiagaan penting dilakukan oleh individu, keluarga dan komunitas supaya kita mempunyai insting kesiapsiagaan sehingga pada balasannya “Seluruh Orang Yang Tinggal Di Wilayah Indonesia Selamat Dari Bencana”.
Tema yang diusung HKB 2019 ini yakni “Kesiapsiagaan Dimulai Dari Diri, Keluaga Dan Komunitas”, lantaran berguru dari beberapa pengalaman tragedi sangat terang bahwa faktor yang paling memilih yakni penguasaan pengetahuan penyelamatan yang dimiliki oleh “diri sendiri”, keluarga dan komunitas di sekitarnya.
Pelaksanaan HKB 2019 secara khusus mendorong keterlibatan kaum wanita terutama kiprah para ibu dalam membangun ketangguhan keluarga dalam menghadapi situasi darurat tragedi lebih digalakan. Saat tragedi kaum ibulah yang paling rentan terkena dampak lantaran selain harus menyelamatkan dirinya sendiri, seorang ibu juga harus berpikir akan keselamatan bawah umur dan anggota keluarga lainnya. Dampak negatif dikala terjadi tragedi diharapkan sanggup ditekan melalui peningkatan kiprah perempuan.
Rangkaian kejadian tragedi yang terjadi di beberapa negara memperlihatkan bahwa wanita dan bawah umur berisiko meninggal 14x lebih besar dari laki-laki sampaumur (Peterson, 2007). Pada kejadian Cyclone di Bangladesh pada 1991 yang berdampak pada korban jiwa dimana 90% dari korban tersebut yakni wanita (Ikeda, 1995), angin puting-beliung Katrina di USA memperlihatkan bahwa sebagian besar korban yakni ibu-ibu Afro American beserta anaknya, dan pada kejadian Tsunami Aceh 2004 banyak ibu yang meninggal bersama dengan anaknya.
Meski pada beberapa kejadian tragedi memperlihatkan bahwa wanita mempunyai kerentanan yang lebih besar, namun di sisi lainnya wanita mempunyai kiprah yang strategis dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam membangun kesiapsiagaan tragedi di tingkat keluarga. Perempuan dalam hal kebencanaan, yakni sebagai orang paling terdampak dikala terjadi tragedi namun juga mempunyai kiprah yang sangat penting dalam menyelamatkan keluarga dan mendidik bawah umur perihal kebencanaan. Peran wanita sangat efektif dalam mentransfer pengetahuannya terhadap generasi berikutnya. Perempuan bisa memperlihatkan anjuran terhadap perubahan untuk pengurangan risiko tragedi dan memperkuat ketahanan komunitas.
Kegiatan dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan menurut pada asas kesetiakawananan, kegotongroyongan dan kedermawanan dengan mengedepankan pelaksanaan acara peningkatan kapasitas penyelamatan bukan seremoni.
Waktu pelaksanaan acara ini ditetapkan sepanjang bulan april 2019, puncak acara latihan pada tanggal 26 April 2019 yang ditandai dengan latihan penyelamatan tragedi (evacuation drill) secara berdikari (perorangan dan/atau kelompok) secara serentak diberbagai wilayah di Indonesia pada jam 10.00 – 12.00 waktu setempat.
Target Peserta:
Target Peserta ikut dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana adalah 50 juta orang, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, (2) anak-anak, remaja, dewasa, lansia, (3) kelompok rentan, (4) penyandang disabilitas dan berkebutuhan khusus. egiatan ini akan diikuti oleh Aparat Pemerintah, Anggota TNI, Anggota POLRI, Aparatur Pemerintah daerah (termasuk pemadam kebakaran, Rumah Sakit, Tagana, dll), Pekerja / Lembaga Usaha, Profesional dan karyawan swasta, Akademisi dan guru sekolah /madrasah, Mahasiswa dan murid sekolah/ Madrasah dan Masyarakat umum. Tempat latihan di lingkungan masing masing antara lain, rumah tinggal, sekolah, kantor, hotel, tempat wisata, rumah sakit, mall, pasar dan semua kemudahan umum.
Para pimpinan dan tokoh dari Pemangku kepentingan diharapkan sanggup mendorong masyarakat dalam melaksanakan simulasi/ latihan di Hari Kesiapsiagaan Bencana yaitu:
(1). Lembaga/kementerian/organisasi;
(2). Sekolah/ Madrasah, Pondok pesantren;
(3). LSM Nasional;
(4). LSM Internasional;
(5). Pengelola Gedung Pemerintah/Swasta;
(4). LSM Internasional;
(5). Pengelola Gedung Pemerintah/Swasta;
(6). Perguruan Tinggi;
(7). Lembaga Usaha;
(8). Organisasi Profesi;
(9). Organisasi Kemasyarakatan;
(10). Pengelola Kawasan Perdagangan (Mall/Pasar Tradisional); (11). Lembaga Keagamaan;
(12). SKPD Terkait dan kemudahan umum lainnya
1) Persiapan HKB
Kegiatan persiapan ini merupakan tahapan penting di awal pelaksanaan yang harus dilaksanakan supaya tujuan dan sasaran tercapai. BPBD selaku koordinator sanggup berkoordinasi dengan banyak sekali pemangku kepentingan/ multipihak (Pemerintah, Lembaga, Swadaya Masyarakat/NGO, Lembaga Usaha, Komunitas dan seluruh penggiat kebencanaan perlu melaksanakan ulet HKB dan mengajak masyarakat untuk mendorong dan menggerakan partisipasi masyarakat ikut melaksanakan simulasi penyelamatan berdikari secara serentak pada tanggal 26 April 2019. Mutipihak. Beberapa seni administrasi perlu dilaksanakan yaitu:
2) Pengecekan Sarana dan Prasarana Keselamatan
Hal ini penting dilakukan untuk memastikan semuanya siap, diantara yaitu;
3) Edukasi Kesiapsiagaan Bencana
Kegiatan HKB bertujuan untuk membangun kapasitas semua pihak, sehingga sebelum latihan masyarakat perlu diberikan sesi edukasi untuk mengenal bahaya / potensi tragedi di sekitarnya. Dengan memahami risiko diharapkan dari semua level, mulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga. Sesuai tema yang diusung pada Kegiatan Hari Kesiapsiagaan Tahun 2019, para pemangku kepentingan juga mendorong setiap keluarga mempunyai planning kesiapsiagaan bencana. Materi edukasi kesiapsiagaan dan form planning kesiapsiagaan keluarga sanggup diunduh di http://siaga.bnpb.go.id/pages/unduhan
4) Latihan Evakuasi Bencana (Evacuation Drill)
Beberapa pilihan latihan penyelamatan tragedi yang sanggup dilaksanakan pada tanggal 26 April 2019 yakni sebagai berikut:
(1). Evakuasi Mandiri Bencana Gempabumi;
(2). Evakuasi Mandiri Bencana Gempa yg disertai Tsunami;
(7). Lembaga Usaha;
(8). Organisasi Profesi;
(9). Organisasi Kemasyarakatan;
(10). Pengelola Kawasan Perdagangan (Mall/Pasar Tradisional); (11). Lembaga Keagamaan;
(12). SKPD Terkait dan kemudahan umum lainnya
1) Persiapan HKB
Kegiatan persiapan ini merupakan tahapan penting di awal pelaksanaan yang harus dilaksanakan supaya tujuan dan sasaran tercapai. BPBD selaku koordinator sanggup berkoordinasi dengan banyak sekali pemangku kepentingan/ multipihak (Pemerintah, Lembaga, Swadaya Masyarakat/NGO, Lembaga Usaha, Komunitas dan seluruh penggiat kebencanaan perlu melaksanakan ulet HKB dan mengajak masyarakat untuk mendorong dan menggerakan partisipasi masyarakat ikut melaksanakan simulasi penyelamatan berdikari secara serentak pada tanggal 26 April 2019. Mutipihak. Beberapa seni administrasi perlu dilaksanakan yaitu:
- Pemberitahuan formal kepada stakeholder dilaksanakan sedini mungkin;
- Sosialisasi dan kampanye melalui banyak sekali media dilaksanakan secara massif, tertama pemanfaatan media cetak, elektronik dan sosial;
- Silahturami formal dan informal dilakukan secara intensif;
- Pelibatan tokoh masyarakat, tokoh agama, pejabat publik dan public figure;
- Pelibatan wanita sebagai pencetus kesiapsiagaan melalui jalur DWP, PKK, Dasa Wisma, Posyandu, arisan dll;
- Dunia Pendidikan dilibatkan secara luas melalui surat edaran kepada para pimpinan forum supaya menghimbau supaya jajarannya turut berpartisipasi;
2) Pengecekan Sarana dan Prasarana Keselamatan
Hal ini penting dilakukan untuk memastikan semuanya siap, diantara yaitu;
- Pengecekan tanda jalur evakuasi,
- Cek tempat berkumpul,
- Memastikan tidak ada kendala di tangga darurat,
- Alat pemadam kebakaran tidak kadaluarsa,
- Setiap Gedung perlu mempunyai petugas keselamatan, dll.
Kegiatan HKB bertujuan untuk membangun kapasitas semua pihak, sehingga sebelum latihan masyarakat perlu diberikan sesi edukasi untuk mengenal bahaya / potensi tragedi di sekitarnya. Dengan memahami risiko diharapkan dari semua level, mulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga. Sesuai tema yang diusung pada Kegiatan Hari Kesiapsiagaan Tahun 2019, para pemangku kepentingan juga mendorong setiap keluarga mempunyai planning kesiapsiagaan bencana. Materi edukasi kesiapsiagaan dan form planning kesiapsiagaan keluarga sanggup diunduh di http://siaga.bnpb.go.id/pages/unduhan
4) Latihan Evakuasi Bencana (Evacuation Drill)
Beberapa pilihan latihan penyelamatan tragedi yang sanggup dilaksanakan pada tanggal 26 April 2019 yakni sebagai berikut:
(1). Evakuasi Mandiri Bencana Gempabumi;
(2). Evakuasi Mandiri Bencana Gempa yg disertai Tsunami;
(3). Evakuasi Mandiri Bencana Kebakaran;
(4). Evakuasi Mandiri Bencana Banjir;
(5). Evakuasi Mandiri Bencana Erupsi Gunungapi
(6). Evakuasi bahaya tragedi lain yang sesuai dengan data dan fakta di lapangan (cek bahaya di inarisk.bnpb.go.id atau melalui aplikasi inaRISK personal yang sanggup diunduh di google play strore).
Secara khusus, menjadi perhatian mengenai pelibatan kelompok rentan anak-anak, kaum lansia dan tunawisma, para penyandang disabilitas, narapidana dan berkebutuhan khusus, Latihan Evakuasi Bencana Serentak di harapkan dilaksanakan di lingkungan; (1) Sekolah/Madrasah, (2) Lingkungan Perkantoran Pemerintah/ Swasta, (3) Kawasan perdagangan dan industri, (4) Kawasan permukiman yang rentan terdampak bencana, (5) Kawasan obyek vital dan (6) Lingkungan tempat ibadah.
e. Uji Sirine Peringatan Dini
Pada tanggal 26 April 2019 juga dilaksanakan acara uji sirine peringatan dini dimana BPBD Kabupaten/ Kota/ Provinsi yang mempunyai sirine peringatan dini (tsunami, banjir, kebakaran, dll) atau sirine/ tanda peringatan dini lainnya menyerupai (kentongan di masyarakat, pengeras suara/TOA dan lonceng di tempat ibadah, dll) mengaktivasi alat peringatan dini tersebut secara serentak pada pukul 10.00 waktu setempat.
f. Kegiatan Pendukung
Kegiatan pendukung lainnya yang sanggup dilaksanakan secara massal dan sebagai bentuk mitigasi tragedi menyerupai kegiatan; penghijauan, higienis sungai, higienis pantai, penanaman mangrove, dan acara terkait lainnya.
C. EVALUASI KEGIATAN HKB DAN PELAPORAN
Evaluasi HKB dan pelaporan ini dilaksanakan sehabis terlaksananya kegiatan, untuk mengetahui sejauh mana Kegiatan HKB berjalan dengan baik dan berapa jumlah partispan yg melaksanakan latihan serentak. Hasil dari penilaian acara ini sanggup dipakai oleh pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan apakah acara tersebut sudah sempurna atau perlu ada perbaikan untuk acara HKB di tahun 2020 sehingga penting dilaksanakanya penilaian dan pelaporan acara HKB.
SEKRETARIAT HKB
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Direktorat Kesiapsiagaan
Gedung GRAHA BNPB, lantai 14
Jalan Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur-DKI Jakarta
HP / WA : 081213551455
(4). Evakuasi Mandiri Bencana Banjir;
(5). Evakuasi Mandiri Bencana Erupsi Gunungapi
(6). Evakuasi bahaya tragedi lain yang sesuai dengan data dan fakta di lapangan (cek bahaya di inarisk.bnpb.go.id atau melalui aplikasi inaRISK personal yang sanggup diunduh di google play strore).
Secara khusus, menjadi perhatian mengenai pelibatan kelompok rentan anak-anak, kaum lansia dan tunawisma, para penyandang disabilitas, narapidana dan berkebutuhan khusus, Latihan Evakuasi Bencana Serentak di harapkan dilaksanakan di lingkungan; (1) Sekolah/Madrasah, (2) Lingkungan Perkantoran Pemerintah/ Swasta, (3) Kawasan perdagangan dan industri, (4) Kawasan permukiman yang rentan terdampak bencana, (5) Kawasan obyek vital dan (6) Lingkungan tempat ibadah.
e. Uji Sirine Peringatan Dini
Pada tanggal 26 April 2019 juga dilaksanakan acara uji sirine peringatan dini dimana BPBD Kabupaten/ Kota/ Provinsi yang mempunyai sirine peringatan dini (tsunami, banjir, kebakaran, dll) atau sirine/ tanda peringatan dini lainnya menyerupai (kentongan di masyarakat, pengeras suara/TOA dan lonceng di tempat ibadah, dll) mengaktivasi alat peringatan dini tersebut secara serentak pada pukul 10.00 waktu setempat.
f. Kegiatan Pendukung
Kegiatan pendukung lainnya yang sanggup dilaksanakan secara massal dan sebagai bentuk mitigasi tragedi menyerupai kegiatan; penghijauan, higienis sungai, higienis pantai, penanaman mangrove, dan acara terkait lainnya.
C. EVALUASI KEGIATAN HKB DAN PELAPORAN
Evaluasi HKB dan pelaporan ini dilaksanakan sehabis terlaksananya kegiatan, untuk mengetahui sejauh mana Kegiatan HKB berjalan dengan baik dan berapa jumlah partispan yg melaksanakan latihan serentak. Hasil dari penilaian acara ini sanggup dipakai oleh pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan apakah acara tersebut sudah sempurna atau perlu ada perbaikan untuk acara HKB di tahun 2020 sehingga penting dilaksanakanya penilaian dan pelaporan acara HKB.
SEKRETARIAT HKB
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Direktorat Kesiapsiagaan
Gedung GRAHA BNPB, lantai 14
Jalan Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur-DKI Jakarta
HP / WA : 081213551455
Download Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019
Download File:
Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019.pdf
Sumber: https://siaga.bnpb.go.id/hkb
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019. Semoga bisa bermanfaat.
Baca juga:
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Panduan Pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2019. Semoga bisa bermanfaat.
Baca juga:
Pelaksanaan Simulasi Evakuasi Bencana Serentak di Sekolah Tahun 2019
Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga
Buku Saku BNPB Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana
0 Response to "Contoh Jurnal Dan Kiprah Koordinator Sarana Prasarana Sekolah"
Post a Comment